Bojonegoro Perketat Keluar Masuk Hewan Ternak di Perbatasan
Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro memperketat keluar masuk hewan ternak di daerah perbatasan. Menyusul wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang terjadi di Kabupaten Lamongan, dalam satu pekan ini.
Tim dari Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro menerjunkan para stafnya di pos kesehatan hewan yang tersebar di tujuh titik. Tim kesehatan, dikoordinir tujuh dokter hewan dan puluhan mantri suntik, yang tersebar di 28 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro.
"Ya, kita sebar para staf kami," ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan drh Yayuk, pada Ngopibareng.id, Rabu 11 Mei 2022.
Tapi, lanjutnya, hingga sekarang ini, belum ada laporan masuk akan adanya kasus PMK di Bojonegoro. Meski demikian, pengawasan terus dilakukan. "Belum ada laporan masuk," tandasnya.
Sedangkan tujuh pos kesehatan hewan menyebar di beberapa tempat. Yaitu di pos Kecamatan Padangan, pos di Kecamatan Kedungadem, pos di Kecamatan Gondang, pos di Kecamatan Trucuk, pos di Kecamatan Gondang, pos di Kecamatan Baureno, dan pos di Kecamatan Margomulyo.
Menurut drh. Yayuk, pengetatan ditingkatkan. Seperti pos di Kecamatan Baureno, yang berbatasan dengan Kecamatan Babat, Lamongan. Juga pos di Kecamatan Padangan, yang berbatasan dengan Kecamatan Cepu, Blora, Jawa Tengah. Ada mantri suntik dan didampingi dokter hewan yang intensif memeriksa hewan ternak yang melintas di Bojonegoro.
"Kita tingkatkan," imbuhnya.
Muslih, warga peternak sapi dan kambing asal Kelurahan Ledok Kulon, Bojonegoro, mengaku belum mendapat informasi soal wabah PMK. Dia menyebut, selama ini sapi dan kambingnya hanya diberi makan rutin, berupa ampas tahu, dan juga rumput.
"Itu saja makanannya, tidak ada campuran lain," tegasnya pada Ngopibareng.id, di kandangnya Rabu 11 Mei 2022.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menginstruksikan penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi yang mulai mewabah di sejumlah daerah harus dilakukan secara serius.
Advertisement