Bojonegoro Kembangkan Budidaya Bawang Merah Jenis Bauji dan Tajuk
Dua varietas bawang merah tajuk dan bauji jadi percontohan budidaya di Desa Semenpinggir Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro. Dari hasil kunjungan ke petani, dua jenis bawang merah itu cocok dikembangkan di pertanian Bojonegoro.
Acara field day oleh tim Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro, pada Selasa 18 September 2023. Dilakukan sejumlah pengujian, mulai dari jenis benih, lahan tanam dan juga hasil panen terhadap. varietas bawang merah bauji dan tajuk.
“Tentu masing-masing dari dua farietas itu punya kelebihan dan kekurangannya,” ujar Kepala DKPP Kabupaten Bojonegoro Helmy Elisabeth pada ngopibareng.id, Rabu 20 September 2023.
Helmy Elisabeth menyebutkan, dalam ujicoba budidaya kedua varietas bawang merah itu, menunjukkan hasil lumayan. Dan sejumlah lahan pertanian di Bojonegoro cocok untuk mengembangkan farietas bawang merah bauji dan tajuk.
Kelebihan dan Kekurangan Bauji dan Tajuk
Menurut Pengawas Mutu Hasil Pertanian Subkor Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bojonegoro Lely Purnamawati, kedua farietas bauji dan tajuk, ada kelebihan dan kekurangannya.
Misalnya untuk bawang merah bauji tanamannya lebih tahan ditanam. Seperti misalnya di saat musim penghujan datang. Sementara untuk varietas tajuk, justru bersifat sebaliknya, yaitu tahan ditanam saat musim kemarau datang.”Jadi, kedua varietas bawang merah ini, saling melengkapi,” tegasnya pada ngopibareng.id, Rabu 20 September 2023.
Namun, lanjut Lely Purnamawati, kedua varietas tersebut benihnya datang dari luar Kabupaten Bojonegoro. Saat ini untuk kebutuhan benih bawang merah masih tergantung dari luar Kabupaten Bojonegoro. Untuk itu DKPP Bojonegoro sejak 2022 silam, berusaha menumbuhkan penangkar benih dari Bojonegoro meskipun kapasitas produksinya belum besar. “Diharapkan secara bertahap akan bertambah,” papar Lely.
Pengembangan Benih
Untuk mengatasi ketergantungan benih umbi dari kabupaten lain, sekaligus meminimalkan biaya produksi budidaya bawang merah yang sebagian besar ada pada kebutuhan benih DKPP Bojonegoro terus mensosialisasikan penggunaan benih bawang merah biji. Karena secara biaya lebih murah dibandingkan umbi.
“Untuk produksinya dari percontohan bawang merah di Desa Semenpinggir Kecamatan Kapas lumayan banyak. Misalnya untuk kondisi basah berdasarkan hasil ubinan bersama para petani, DKPP, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan panah merah selaku produsen benih,” tandasnya.
Sedangkan hasilnya, lanjut Lely, dari ubinan (pengambilan titik sampel ukuran 2,5 meter kali 2,5 meter per segi red) dimana menghasilkan 20 hingga 29,6 ton per hektare bawang merah basah.
Kemudian, untuk tanam 2-3 bibit per lubang tanam, berat basah mencapai 34,4 ton per hektare. Dan untuk tanam bibit per lubang tanam, berat basah mencapai 28,8 ton per hektare.
Advertisement