Boikot Facebook, Giliran Unilever Berhenti Pasang Iklan
Buntut protes anti rasisme dan kebrutalan polisi di Amerika Serikat, sedikitnya 90 perusahaan menarik iklan mereka dari Facebook. Aksi yang terbaru dilakukan oleh raksasa produk rumah tangga asal Belanda, Unilever. Facebook dinilai tak memiliki kebijakan yang mendukung gerakan anti rasisme dan ujaran kebencian di Amerika Serikat.
Dikutip dari the Wall Street Journal, Unilever mengaku akan mengalihkan iklan mereka yang sebelumnya ada di Facebook. "Kompleksitas lansekap kultural telah membawa tanggung jawab baru terhadap merk untuk belajar, merespon, dan bertindak untuk mendorong ekosistem digital yang aman dan bisa dipercaya," kata pernyataan Unilever dilansir dari The Verge.
"Melanjutkan untuk memasang iklan di platform ini di saat sekarang tidak akan menambah nilai manfaat pada masyarakat dan manusia. Kami akan memeriksa dan mengevaluasi kebijakan kami jika dibutuhkan," lanjutnya.
Unilever sendiri diketahui memiliki puluhan produk yang secara reguler muncul di Facebook dan saluran lain. Di antaranya Dove, dan Sunlight.
Merespon sikap Unilever dan sejumlah produk yang telah hengkang dari Facebook, raksasa media sosial di Silicon Valley itu mengeluarkan pernyataan, "kami berinvestasi miliaran dolar setiap tahun untuk menjaga komunitas kami aman dan melanjutkan pekerjaan dengan melibatkan review dari tenaga ahli di luar, untuk memperbarui kebijakan kami," kata juru bicara Facebook kepada NBC News.
"Kami tahu kami memiliki banyak tugas untuk dilakukan, dan kami akan melanjutkan bekerja dengan kelompok aktivis hak sipil, GARM, dan ahli lain untuk mengembangkan lebih banyak alat, teknologi, dan kebijakan, untuk memerangi ini (rasisme)," katanya.
Disebutkan, saham Facebook anjlok lebih dari 7 persen mengikuti beredarnya kabar tersebut.
Pekan lalu, organisasi seperti NAACP, Liga Anti Fitnah, Color of Change, dan Free Press menggelar kampanye "Hentikan Kebencian untuk mendulang Keuntungan". Kampanye ini mendorong pengiklan untuk menarik iklan mereka yang ada di Facebook sepanjang Juli, sebagai bentuk protes pada tindakan rasisme dan kebrutalan polisi di Amerika Serikat. Sejak itu, lebih dari 90 perusahaan telah menghentikan iklan di Facebook, di antaranya termasuk Patagonia, Ben & Jerrys, dan Verizon.
Kampanye itu sendiri muncul mengikuti diskusi yang telah dilakukan oleh organisasi pengusung kampanye dengan Facebook, terkait kebijakan media sosial tersebut terhadap misinformasi dan ujaran kebencian. Gerakan akar rumput itu lantas mengapling satu halaman penuh di Los Angeles Times, pada Rabu lalu, sambil mengampanyekan perusahaan untuk berpartisipasi dalam kampanye mereka.
"Hari ini, kami meminta seluruh pengusaha untuk bersolidaritas dengan nilai Amerika tentang kebebasan, kesetaraan, dan keadilan, dengan tidak beriklan di Facebook sepanjang Juli," tulis iklan tersebut. "Mari kita kirim pesan yang kuat pada Facebook: Keuntunganmu tak akan sebanding dengan promosi kebencian, kemunafikan, rasisme, antisemit, dan kekerasan".
Sebelumnya, Facebook banyak menerima kritik atas kebijakan mereka terhadap konten iklan dan juga unggahan yang berkaitan debgan rasisme, dan ujaran kebencian. Terutama tentang postingan yang banyak disebut bernada rasisme, dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Facebook juga mendapat tekanan telah mengunggah iklan dari tim kampanye Donald Trump yang berbau Nazi, sebelum kemudian menurunkan berbagai konten serupa.