Soal Materi Debat Capres Cawapres, Ini Bocoran KPU
Ketua Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) Arief Budiman mengatakan, masyarakat sebaiknya memahami dulu metode debat Capres Cawapres sebelum beropini, supaya memperoleh informasi yang akurat.
Menjelang debat pertama 17 Januari 2019, ada 20 pertanyaan yang akan disampaikan kepada kedua Capres Cawapres. Namun dari 20 soal itu, cuma tiga soal yang akan ditanyakan sang moderator, karena hanya ada 3 segmen pertanyaan untuk moderator.
"Nanti ada 3 pertanyaan untuk paslon nomor 01 dan 02, tapi 3 pertanyaan itu mereka belum tahu, namun saya yakin mereka sudah mempersiapkan," kata Arief kepada Ngopibareng.id Senin 7 Januari 2019.
Menurut Arief, pertimbangan memberikan daftar pertanyaan debat capres lebih awal supaya paslon dapat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan data. Jadi visi-misi dan program paslon dapat tersampaikan.
"Pertimbangan penting pertama yaitu, debat itu sebetulnya salah satu metode kampanye, dan tujuan kampanye itu sendiri itu kan untuk menyampaikan visi-misi dan program masing-masing paslon kepada publik. Nah kalau ada pertanyaan-pertanyaan yang nggak bisa dijawab detail kan pertanyaan itu terkait data dan segala macam," kata Arief.
Selain pertanyaan dengan metode terbuka, pertanyaan dengan metode tertutup akan dilakukan dalam debat. Nantinya pertanyaan ini disampaikan paslon kepada paslon lain.
Maksud pertanyaan tertutu itu berasal dari masing-masing paslon, misalnya paslon 01 mengajukan kepada 02, dan sebaliknya paslon 02 mengajukan pertanyaan ke 01. "Ini kan nggak ada yang tahu pertanyaannya seperti apa," tutur Arief.
Pemberian metode terbuka-tertutup dalam penyampaian pertanyaan seperti di atas dimaksudkan agar penyampaian visi dan misi dari para capres-cawapres bisa tuntas. Maka itu, diharapkan para capres-cawapres bisa mempersiapkan lebih sempurna tentang apa yang bakal mereka sampaikan di panggung debat, sebab daftar pertanyaan sudah diberikan sebelum debat dimulai.
"Yang dikedepankan adalah penyampaian gagasannya, bukan pertunjukan atau show-nya. Lagi pula debat kandidat bukanlah acara kuis atau reality show yang penuh tebak-tebakan," kata Arief. Dia juga mengklaim keputusan tentang model debat itu katanya sudah diterima pihak Jokowi maupun Prabowo.
Pendamping Jokowi di Pilpres 2019, yakni Ma'ruf Amin, menanggapi positif keputusan KPU. Lagipula kedua pihak juga sudah bersepakat. "Saya kira itu aturan, ya kita ikut saja. Karena itu merupakan kesepakatan kedua pihak bahwa KPU mempersiapkan pertanyaan untuk disampaikan kepada kita, saya kira itu bagus," kata Ma'ruf.
Namun pihak Prabowo merasa dirugikan dengan metode penyampaian pertanyaan sebelum debat dimulai, sebagaimana diputuskan KPU. Menurut mereka metode semacam itu menguntungkan Jokowi-Ma'ruf, soalnya Jokowi dinilai bisa menyiapkan contekan.
"Ini menguntungkan petahana, karena kita tahu petahana itu kadang butuh contekan," kata Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, kepada wartawan. KPU tidak perlu memberikan daftar pertanyaan supaya jawaban capres tampil lebih orisinil, dan masyarakat lebih tahu isi kepala masing-masing kandidat." katanya.
Sebelumnya, debat Capres Cawapres untuk Pilpres 2019 oleh beberapa pengamat politik dinilai kurang menarik dan tidak ada gregetnya. Sebab masing masing kandidat sudah menerima bocoran pertanyaan yang akan diajukan oleh panelis.
Siti Zuhro, peneliti senior dan pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Ilmu Indonesia (LIPI) mengumpamakan debat Capres Cawapres ini dengan lomba menghafal, meskipun ada sisi baiknya.
"Dengan model debat seperti ini, menurut saya nggak menarik. Sistem Ini asli Ide KPU apa usulan dari paslon" kata Siti Zuhro kepada ngopibareng Senin 7 Januari 2019. (asm)