Ditelantarkan Ortu, Bocah 13 Tahun Terpaksa jadi Buruh Pecah Batu
Sempat putus sekolah selama kurang lebih satu bulan setengah, Eza Rey Nando Andrean hari ini akhirnya mau bersekolah lagi. Bocah berusia 13 tahun asal Desa Surat Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri ini, sebelumnya lebih memilih membantu neneknya bekerja sebagai pemecah batu dibandingkan dengan pergi sekolah.
"Syukur Mas hari ini, dia sudah mulai mau bersekolah. Awalnya sih sulit untuk membujuknya agar mau bersekolah. Waktu saya tanya bersangkutan sempat menangis. Saya telateni, berikan bimbingan akhirnya mau sekolah lagi," terang Bripka Agus Budiono anggota Babinkamtibmas Polsek Mojo Kediri, Selasa 27 Agustus 2019.
Sehari-hari Eza tinggal bersama neneknya bernama Saringah. Perempuan ini usianya sudah lanjut, 75 tahun. Sedangkan kedua orang tua Eza yang bernama Untung Darmuji dan Suwarsih tidak diketahui lagi keberadaannya.
Kedua orang tuanya pergi tanpa pamit, entah kemana. Orang tua Eza pergi meninggalkan rumah sekitar setahun lalu, saat Eza masih duduk di bangku Sekolah Dasar kelas VI. Akhirnya, Eza hanya tinggal berdua bersama neneknya.
Sejak ditinggal pergi orang tuanya, membuat mental Eza Eza menjadi down. Dia menjadi enggan bersekolah. Selepas lulus SD beberapa bulan lalu, sulung dari dua bersaudara ini memutuskan tak mau sekolah lagi. Ia lebih memilih untuk bekerja membantu neneknya memecah batu koral.
Batu koral itu, diambilnya dari sungai dekat tempat tinggalnya. Besar kecilnya upah bergantung seberapa banyak batu yang berhasil dipecahkan. "Kadang 4 sampai 5 cikrak (tempat menaruh benda yang terbuat dari anyaman). Satu kali cikrak terkadang, dihargai Rp 5 ribu. Sehari bisa dapat Rp 25 sampai 30 ribu," terang anggota polisi yang memiliki hobi berkesenian ini.
Karena sudah ada niatan untuk bersekolah kembali, akhirnya Bripka Agus bersama dengan perangkat kelurahan mendaftarkan Eza ke SMP terbuka yang ada di Kecamatan Mojo. Pemerintah daerah setempat pun sudah turun tangan ikut membantu. Pemerintah daerah memberikan bantuan berupa sepeda dan baju seragam sekolah.
"Untuk baju seragam SMP ini sudah dibuat. Hari ini dia mulai sekolah. Tadi siang sudah berangkat dari rumah naik sepeda baru pemberian dari dinas terkait. Jarak sekolah dengan tempat tinggalnya cukup lumayan," paparnya.
Jarak tempuh antara tempat tinggal Eza dengan SMP terbuka kurang lebih 6 km.
Sementara itu terpisah, Edi Susanto, Kepala Desa Surat Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri menjelaskan, ia sama sekali tidak menginginkan ada salah satu warganya yang mengalami putus sekolah. Maka dari itu, pihaknya langsung memberikan perhatian khusus terkait permasalahan tersebut.
"Untuk anak jangan sampai putus sekolah, sudah didaftarkan kemarin," tandasnya.
Bentuk perhatian lain yang sudah dilakukan oleh pihak perangkat desa yakni masuk dalam program PKH (Program Keluarga Harapan), Bedah Rumah dan Baksos. Bahkan Eza juga sudah didaftarkan ke Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA)
Advertisement