Bocah Meninggal di Kandang Sapi Banyuwangi Batal Diautopsi
Autopsi jenazah WF, 11 tahun, warga Desa Sumberkencono, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, yang meninggal dalam posisi tergantung urung dilakukan. Pasalnya, ibu kandung dari bocah ini berubah pikiran karena tak tega melihat jasad anaknya. Kendati demikian, Polisi tetap meneruskan penyelidikan peristiwa ini.
Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Andrew Vega menyatakan, jenazah WF urung diautopsi kerana permintaan dari ibu kandungnya. Alasannya, sang ibu merasa kasihan terhadap anaknya tersebut. “Saat mendapatkan kabar (ibunya) belum melihat fisik anak, setelah melihat, dari keluarga, ibu sendiri tidak tega, sudah ikhlas,” jelasnya, Selasa, 23 Januari 2024 , ditemui di RSUD Blambangan.
Dia menegaskan, meski tidak jadi dilakukan autopsi, namun penyelidikan tetap dilanjutkan. Bahkan menurutnya, penyelidikan ini akan melibatkan dinas sosial, Bapas, dan juga psikologi forensik terkait kemungkinan adanya penyebab-penyebab lain. “Kalau kemungkinan yang lain-lain kita belum tahu, masih pendalaman. Tapi sementara untuk tanda-tanda fisik tidak ada (penganiayaan),” terangnya.
Dia menyebut dinas sosial, Bapas dan psikologi forensik akan dilibatkan dalam pemeriksaan orang-orang sekitar seperti pihak sekolah, teman-teman almarhum di lingkungan sekitar tempat tinggalnya termasuk tetangga dan keluarga. “Penyelidikan masih tetap kita lanjut sampai menemukan titik terang. Makanya masih di dalami,” tegasnya.
Dia menyebut, dari hasil pemeriksaan, kondisi di dalam keluarga baik-baik saja. Hanya saja, WF memang sering tidur di musala. Namun, menurutnya, berdasarkan keterangan dari gurunya, almarhum belakangan ini terlihat murung. “Tapi belakangan ini kalau dari guru agak murung. Beberapa hari ke belakang,” ujarnya.
Saat ini jenazah korban sudah diserahkan pada pihak keluarga. Rencananya jenazah akan langsung dibawa pulang untuk dimakamkan.
Sementara itu, Dokter pada Instalasi Jenazah RSUD Blambangan, dokter Solakhuddin menyatakan, dirinya tidak bisa memberikan kesimpulan apapun. Sebab, tidak dilakukan pemeriksaan dalam atau autopsy pada almarhum. Karena pihak keluarga menolak. “Karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam, otomatis data tidak lengkap. Kalau ciri di luar tidak ada tanda-tanda kekerasan atau apa, gak ada, cuma hanya jeratan itu saja,” ungkapnya.
Sebelumnya, WF seorang pelajar kelas V satu sekolah setingkat sekolah dasar di Banyuwangi ditemukan meninggal dalam kondisi tergantung tali tampar di kandang sapi dekat rumahnya, Senin, 22 Januari 2024. Pertama kali, korban ditemukan oleh ayah angkatnya, M. Anshori, 54 tahun. Ketika itu, sekitar pukul 05.00 WIB dia hendak memberi makan sapi di kandang yang ada di depan rumahnya.
Melihat hal itu, Anshori segera mengangkat dan menurunkan korban dengan dibantu paman korban, Miswan, 60 tahun. Jasad WF kemudian dibawa ke rumahnya. Selanjutnya, barulah kejadian itu dilaporkan ke polisi.
Advertisement