Bocah di Jember Jalani Operasi Bedah Usai Makan Ciki Ngebul
Seorang bocah berinisial G, yang tinggal di Kecamatan Puger terpaksa harus menjalani operasi bedah. Ia dioperasi karena mengalami infeksi saluran pencernaan usai mengonsumsi ciki ngebul.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Jember Koeshar Yudyarto mengatakan, pasca muncul beberapa kasus dugaan dampak mengonsumsi ciki ngebul di luar Jember, pihaknya langsung gencar memberikan imbauan dan sosialisasi melalui puskesmas di tiap-tiap kecamatan. Namun setelah beberapa lama kemudian, di Jember juga terjadi kasus serupa.
Diketahui sorang bocah berusia 6 tahun, asal Kecamatan Puger, Jember, diduga keracunan ciki ngebul. Kasus itu berawal saat korban bersama keluarganya pergi ke Kecamatan Kencong pada 30 Desember 2022 lalu.
“Pada tanggal 30 Desember 2022 lalu korban membeli dan memakan ciki ngebul. Ia beli saat berkunjung ke Kecamatan Kencong, Jember,” jelas Koeshar Yudyarto, Jumat, 13 Januari 2023.
Awalnya korban tidak merasakan gejala apa pun. Gejala baru muncul pada keesokan harinya, pada tanggal 31 Desember 2022.
Korban mengalami gejala mual, muntah, diare, dan nyeri. Pihak keluarga langsung membawa korban berobat.
Korban sempat sembuh, namun tak lama kemudian gejala serupa muncul kembali. Korban berulang kali dibawa ke dokter, namun tak kunjung sembuh.
Akhirnya, karena kondisinya semakin parah, pihak keluarga kemudian membawa korban periksa ke rumah sakit. Berdasarkan pemeriksaan medis, korban didiagnosis mengalami infeksi pencernaan.
Karena pertimbangan tertentu, petugas medis merasa perlu melakukan operasi bedah pada korban. Korban menjalani operasi pada tanggal 10 Januari 2023 dan sampai saat ini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit tersebut.
“Pasca operasi pada tanggal 10 Januari 2023, korban sampai saat ini masih berada di rumah sakit. Kondisi korban saat ini mulai membaik,” jelas Koeshar Yudyarto.
Melihat rentetan kegiatan yang dilakukan korban, diduga kuat korban mengalami infeksi pencernaan usai mengonsumsi ciki ngebul. Sebab, gejala awal yang dialami korban dirasakan usai mengonsumsi ciki ngebul.
“Itu masih sebatas dugaan ya, karena ciki ngebul dilihat dari rentetan kejadiannya. Kalau penyebab pastinya sejauh ini masih belum diketahui,” tambah Koeshar Yudyarto.
Kandungan Berbahaya
Atas kejadian tersebut, Dinas Kesehatan Jember akan memberikan pemahaman secara bertahap kepada para penjual ciki ngebul, terkait kandungannya yang diduga berbahaya.
Selain itu, Dinas Kesehatan Jember juga berkoordinasi dengan tiga rumah sakit daerah dan 50 puskesmas di Kabupaten Jember. Mereka diminta untuk membantu menyosialisasikan di tiap kecamatan terkait bahaya ciki ngebul.
“Kita sudah melaporkan kejadian ini ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Kita juga menyosialisasikan terkait bahaya ciki ngebul hingga tingkat kecamatan melalui puskesmas di tiap kecamatan,” lanjut Koeshar.
Selain itu, ke depannya Dinas Kesehatan Jember juga akan melakukan sosialisasi menggandeng Dinas Pendidikan Kabupaten Jember. Sebab, yang biasa mengonsumsi ciki ngebul dari kalangan pelajar, khususnya siswa Sekolah Dasar.
“Nanti jika masih ada warga yang mengalami gejala yang sama dengan bocah yang berasal dari Puger, agar langsung menghubungi pelayanan kesehatan terdekat. Bisa memeriksakan diri ke puskesmas,” pungkas Koeshar.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menekankan orang tua perlu melakukan pengawasan ketat terutama soal kebiasaan jajan. Hal itu disampaikan menyusul laporan 28 anak yang keracunan setelah mengonsumsi chiki ngebul atau Ice Smoke.
Salah satu jajanan yang digemari anak-anak hingga orang dewasa itu mengandung nitrogen cair yang berbahaya untuk kesehatan.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Jawa Timur saat ini juga sedang melakukan investigasi terkait ciki ngebul yang diduga menyebabkan anak mengalami keracunan.
Pemprov Jatim juga membuka posko pengaduan. Masyarakat bisa melaporkan melalui email poskoklb@yahoo.com. Aduan yang masuk akan ditembuskan ke Dinas Kesehatan Jawa Timur dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota setempat.