Bocah Dianiaya hingga Tewas, Eri Minta Puspaga Dioptimalkan
Walikota Surabaya Eri Cahyadi meminta program pusat pembelajaran keluarga (Puspaga) di tingkat rukun warga (RW) dioptimalkan dalam rangka mencegah terjadinya tindak kekerasan terhadap anak.
Ini diungkapkan Eri ketika menanggapi terjadinya kasus kekerasan pada anak oleh ibu kandungnya di Jalan Bula Banteng Kidul beberapa hari yang lalu.
Menurut Eri, peristiwa kekerasan pada anak ini sangat ironi dengan penghargaan Surabaya sebagai Kota Layak Anak (KLA) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) pada 22 Juli 2022 lalu.
"Kami minta RW untuk mendampingi warganya melalui Puspaga. Warga juga harus lebih peka terhadap sekitarnya. Saya ingin masyarakat menjaga kampungnya bersama-sama," katanya, Kamis, 24 November 2022.
Eri juga mengimbau, agar RT dan RW sebisa mungkin memperbanyak kegiatan yang melibatkan anak-anak. Sekaligus ini untuk menjaga anak-anak agar terhindar dari tindak kekerasan.
"Kegiatan itu bisa saja mengaji, belajar sambil bermain, dan sebagainya. Fungsikan balai RW ini sebagai arena bermain dan belajar untuk anak. Ini sekaligus juga untuk menangkal radikalisme yang tumbuh di masyarakat," katanya.
Eri menyayangkan tindakan ibu kandung yang melakukan tindak kekerasan terhadap anaknya hingga meninggal. "Saya prihatin banget, ada orang tua kok tega sampai membunuh anaknya sendiri. Manusia lho itu yang dianiaya," kata Eri.
Terkait penghargaan KLA, Eri menambahkan, Kota Layak Anak diberikan karena apa yang dilakukan pemerintah bukan tentang kasusnya.
"Surabaya ini ada 3,2 juta penduduknya. Tentu pemerintah tidak bisa memonitor semua warganya. Karena itu, melalui gerakan Puspaga ini upaya-upaya kekerasan terhadap anak dan radikalisme akan dapat diminimalisir," katanya.
Advertisement