Bob Tuntaskan Balapan 560 Km Garmin Unbound Gravel XL
Salah satu bucket list cyclist asal Yogyakarta, Rizkiaji Primastomo yang biasa dipanggil Bob ini sudah terpenuhi. Berangkat dari Yogjakarta menuju Jakarta. Lantas dari Jakarta menuju Tokyo. Disambung dari Narita Tokyo ke Chicago, Amerika Serikat.
Dari Chicago, Bob mengambil local flight ke New York. Lantas terakhir dari NY menuju Kansas. Setiba di Kansas, Bob memesan taksi online, Uber menuju kota Emporia sejauh 126 miles. Ya, Bob mengikuti even gravel terbesar di dunia, Garmin Unbound Gravel 2022.
Tak tanggung-tanggung, Bob beradu di kelas terberat, yakni Unbound Gravel XL. Menempuh jarak 350 mil (560 km). Dia menjadi satu-satunya peserta dari Indonesia yang bersaing di kelas ini. Dihelat Jumat, 3 Juni 2022 di Flint Hills, Kansas, Amerika Serikat.
“Unbound Gravel yang dihelat sejak tahun 2006 adalah event gravel terbesar di dunia. Tempat di mana menjadi cikal bakal berkembangnya sepeda gravel ini memotivasi saya untuk menyelesaikan tantangan yang ada,” tutur pengguna sepeda Trek Domane SL 2022.
Ketika bercerita soal rute, Bob bertutur, “Realita dan ekspektasi, sebenarnya kurang lebih sama. Untuk jalanannya, lebih bisa dipacu daripada di Indonesia. Karena walaupun kontur naik turun, jalannya cukup lebar. Sehingga tidak banyak technical section yang mengganggu.”
Lain halnya dengan kondisi cuaca. Selama persiapan, ekspektasi suhu di Emporia adalah antara 25–35 °C mengingat musim menuju summer. Realitanya, suhu berkisar antara 18–13 °C. Tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Bob.
Bob sudah melakukan persiapan cukup matang di Indonesia. Tetap bersepeda meski bulan puasa. “Saya gowes malam ditemani Aiman Cahyadi. Dia persiapan Sea Games, saya persiapan Unbound Gravel,” tutur pengguna grupset Shimano Ultegra 12 Di2 speed dengan chainring 46-34 dan sprocket 11-34.
Bila di hari biasa dia gowes 5-6 hari dalam seminggu dengan durasi 2-3 jam. Di akhir minggu, Bob gowes lebih panjang 5-6 jam.
Meskipun sudah melakukan persiapan sedemikan rupa. Tantangan Unbound Gravel ini tidak main-main apalagi yang kelas XL.
“Hal yang tak diinginkan terjadi saat malam di kilometer 173. Saya jatuh menghantam keras kerikil saat menuju water station El Dorado. Luka biarlah luka, putaran kaki tetap dijaga. Melanjutkan perjalanan 7-8 jam menembus malam El Dorado-Uereka. Dinginnya luar biasa, 13-14°C.” tutur Bob yang mengonsumsi Herbalife Shake Mix dan protein selama sebulan sebelum acara.
Tak usai di situ saja. Jelang matahari terbit di kilometer 300, terjadi gagal fungsi kerja Di2 yang mengakibatkan gear sepeda Bob tak dapat dioper dengan tepat.
Dalam event non-supported ride ini, pengguna wheelset DTSwiss ERC35 dengan ban Pirelli Cinturato Gravel M 700x35c harus mengupayakan segalanya sendiri.
Bob berulang kali mengupayakan perbaikan, namun malfunction kembali terulang. Akibatnya, ia berkali-kali kehilangan momentum.
Bob memutuskan untuk melibas sisa kilometer dengan single speed hingga finish.
“Di 100 km terakhir, apa yang diupayakan terhenti di satu kombinasi gigi. Sewindu penantian keikutsertaan saat dulu asyik main fixed gear. Dituntaskan dengan Singlegear. 46x17T. Wani!” ujarnya.
Dari 137 peserta yang start di kelas XL, hanya 104 orang yang berhasil finish, dan Bob adalah salah satunya. Ia berhasil menuntaskan medan kerikil dan tanah sepanjang 352.3 mil (560 km) dengan elevasi 4.935 m, dan menjadi finisher pria urutan 58 dengan waktu 30 jam 16 detik. Meleset dari ekspektasinya, yakni 26 jam.
Meski begitu, Bob mengaku bahwa semaraknya ‘Unbound’ banyak meninggalkan kesan baginya, Mulai dari lanskap alam sepanjang rute, hingga pertemuannya dengan rider ‘Unbound’ dari belahan dunia lainnya.
Hampir 4 ribu pengendara dari 38 negara dan 50 negara bagian US berkumpul untuk acara balap sepeda kerikil terbesar di Dunia.
Di antara ribuan rider dari seluruh dunia ada 11 rider lain dari Indonesia. Iwan dan Reza Wibawa yang tinggal di Qatar, Ari Suryanto yang tinggal di Washington DC, serta delapan rider lainnya.” ungkapnya.
Tahun ini, ada 12 pesepeda asal Indonesia yang mengikuti berbagai kelas Unbound Gravel. Bob berharap tahun depan akan lebih banyak pesepeda Indonesia yang turut serta.
“Karena menurut saya, teman-teman Indonesia sangat mampu dan kuat untuk menyelesaikan Unbound.” pungkas Bob.
Tak lupa Bob mengucapkan banyak terima kasih kepada tim dan sponsor. “Terimakasih kepada Agoge, AgogePG22, Berkah Jaya, Garmin Indonesia, WIU Cycling, Trek Indonesia, Shimano BT. Indonesia yang telah memberi support sepenuhnya, serta dukungan yang tak putus-putus dari teman-teman di Indonesia,” tutupnya