Bob Dylan, Si Gaek Peraih Nobel yang Tetap Produktif
Bob Dylan adalah legenda hidup. Pria terlahir bernama Robert Allen Zimmerman yang lahir di Minnesota, Amerika Serikat pada 24 Mei 1941 ini, karya-karyanya seperti tak pernah redup.
Bob Dylan adalah seorang penyanyi bersuara cempreng, penulis lagu juga sekaligus penyair. Lirik dan lagunya melegenda dengan tema-tema rakyat. Seperti Blowin In The Wind, Mr Tambourine Man, Like a Rolling Stone, Knockin On Heaven’s door dan lainnya. Album terakhirnya yaitu love and theft dirilis tahun 2001 silam. Lirik dan lagu yang ditulisnya, tak hanya tentang cinta tetapi juga terkait masalah sosial, politik, alam, perjuangan juga hak asasi dan kemanusiaan.
Dedikasinya terhadap dunia musik, menjadikannya sebagai tokoh legendaris yang banyak dikenang. Menulis lagi dari tahun 1960-an hingga sekarang, melahirkan banyak album. Karya-karyanya menginspirasi tak hanya di dunia musik, tetapi ke panggung lain. Seperti kampanye tentang kampanye anti perang, juga hak-hak sipil juga kehidupan rakyat kecil.
Lebih dari lima dekade, lirik dan lagu Dylan berpengaruh dan mempengaruhi musik dunia. Tak hanya di Eropa, tetapi hingga ke benua Asia. Nama seperti Iwan Fals, Franky Sahilatua, dan pemusik beraliran folk dan country di Indonesia lainnya, adalah para penyanyi dan penulis lagu di Indonesia, yang karya-karyanya terinspirasi Bob Dylan.
Majalah musik Rolling Stone menempatkan Bob Dylan dalam urutan kedua pada daftar "Greatest Artists of All Time". Dylan hanya kalah satu tingkat tepat di bawah The Beatles. Padahal sejatinya band yang dipimpin Jhon Lennon dan Paul McCartney ini termasuk band yang terpengaruh gaya bermusik Dylan.
Pada eranya, Bob Dylan berhasil memprovokasi lahirnya sejumlah genre dalam musik pop, termasuk folk rock dan country rock. Seperti halnya The Beatles, Dylan mencampur berbagai jenis musik sehingga hasilnya lebih enak didengar. Dia adalah vokalis yang sangat berpengaruh sekaligus musisi yang memiliki begitu banyak karakter melalui suaranya. Namun, yang paling mengesankan adalah bagaimana dia dipengaruhi oleh kehidupan yang penuh perubahan.
Gitar dan Harmonika
Gitar akustik dan harmonica adalah alat mudik sederhana yang selalu dibawa jika Bob Dylan tampil. Dylan kecil mulai belajar alat musik itu sejak umur 6 tahun, di Minnesota. Menginjak sekolah setingkat SMA, pria dengan nama belakang Zimmerman (nama Yahudi) ini, membentuk band rock & rool dengan nama Th Golden Chord ketika itu.
Saat kuliah di Universitas Minnesota, Dylan, juga belajar serius seni. Yang menarik, disela-sela kesibukannya sebagai mahasiswa, Dylan mulai memperkenalkan lagu-lagi ke publik. Di kampus, dia sering tampil dengan menyanyikan lagu-lagu rakyat di kedai kopi dan tempat terbuka dengan nama Bob Dylan. Nama Dylan, sengaja dipakai sebagai penghormatan terhadap penyair tersohor asal Wales, yaitu Dylan Thomas. Tak hanya bernyanyi dengan aliran folk dan country, Bob Dylan juga belajar bermusik dengan irama blues.
Masa beradaptasinya bermusik dengan pelbagai genre, membuat Bob Dylan, semakin banyak menemukan pilihan. Ketika berada di Denver tahun 1960-an, dan bertemu dengan penyanyi beraliran blues, Jesse Fuller, Dylan tertarik. Yaitu cara menulis lagu dan penampilan bernyanyinya memakai gitar dan harmonika. Pergaulan inilah yang membuat Dylan, memutuskan untuk menjadi pemain music profesional. Setidaknya setelah dia kembali ke Minneapolis, Amerika ketika itu.
Pada tahun 1961, Bob Dylan pindah ke New York City. Di kota industry hiburan inilah, Dylan membentuk semacam kelompok atau kerap disebutnya komunitas rakyat. Kerap datang dan menjenguk temannya di rumah sakit yang tengah dirawat, atau tampil bernyanyi di kedai-kedai kopi. Penampilannya yang unik, berambut keriting, suara serak, dan lekat dengan komunitas rakyat, membuat Dylan punya daya tarik dan muncul pengikutnya. Singkatnya Dylan, penyanyi, penulis lagu dan penyair ini, tumbuh dan kian terkenal.
Menerima Hadiah Nobel
Bob Dylan menerima penghargaan Nobel Sastra pada tahun 2016. Itu karena karyanya yang telah menciptakan jenis ekspresi puitis baru dalam tradisi lagu Amerika yang mengagumkan. Ketika itu, Dylan sempat menolak pemberian hadiah nobel, dengan alasan belum pantas menerima hadiah bergengsi itu.
Akibatnya, Bob Dylan sempat disebut sombong oleh beberapa orang. Meski begitu, penghargaan Nobel tetap jatuh ke tangan Bob Dylan, dengan diwakili Dubes Amerika Serikat untuk Swedia, Azita Raji yang menggantikannya. Dalam acara penganugerahan Nobel yang akan dihelat, Bob Dylan dikabarkan bersedia datang. Namun acara dilangsungkan secara tertutup. Pemberian hadiah Nobel secara langsung ke Bob Dylan, dengan acara tertutup, atas perminaan sang artis.
Di usianya 81 tahun, si gaek tetap produktik dan berkharisma.