BNPT Sebut Bahaya Pengaruh Ustaz Google
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Suhardi Alius menyebut banyak orang yang jadi radikal karena hanya mengandalkan internet dalam memahami dan belajar agama.
"Di era informasi digital yang luar biasa ini. Sangat bahaya jika mencari agama melalui google, ustaz google, yang main-main semua. Saat ini hanya dengan gadget bisa etnosentris, itu enggak boleh, tolong hati-hati menggunakan teknologi," kata Suhardi di hadapan ratusan mahasiswa baru Universitas Padjadjaran, Kamis, 29 Agustus 2019.
Kepala BNPT menjadi pembicara dalam kuliah umum "Anti Radikalisme di Perguruan Tinggi" yang digelar Universitas Padjadjaran di Grha Sanusi Hardhadinata Unpad, Bandung.
Menurut Suhardi, ada dua jenis radikalisme yang harus diketahui masyarakat. Pertama adalah radikalisme positif yang berfikir out of the box dan kritis. Radikalisme pertama ini positif untuk dilakukan.
Sedangkan radikalisme kedua adalah radikalisme yang berisi intoleransi, anti pancasila, anti NKRI dan paham kafir.
Mahasiswa baru, kata Suhardi, rentan terpapar radikalisme negatif jika tidak berhati-hati dan tidak bijak dalam menggunakan teknologi khususnya internet.
Radikalisme negatif, bisa dengan mudah tersebar melalui internet. "Mahasiswa adalah masa depan Indonesia, sebagai sense of crisis, kalian sasaran dari paham radikal. Kalian masih nyari jati diri. Jadi mari kita punya sense of crisis, mari kita punya kepedulian terhadap bangsa ini," ujarnya.
Tak hanya membentengi diri, mahasiswa juga harus berperan aktif dalam menangkal radikalisme negatif. Caranya? dengan berpartisipasi aktif melaporkan setiap kegiatan yang mencurigakan.