BNPT Ajak Mahasiswa Baru ITS Bentengi Faham Terorisme
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme mengajak mahasiswa baru untuk membentengi diri dari faham radikalisme. Karena mahasiswa merupakan lahan subur untuk direkrut menjadi teroris baru.
Hal ini diungkapkan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia, Brigadir Jenderal Polisi Ir Hamli dalam kuliah umum bertema "Strategi Pencegahan Terorisme di Perguruan Tinggi" pada Pengukuhan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2018/2019 di Graha Sepuluh Nopember ITS, Selasa, 14 Agustus 2018.
Hamli mengatakan, jika terorisme merupakan permasalahan berskala internasional. Terlebih di daerah yang sering terjadi konflik seperti Suriah dan Afghanistan. “Pelaku terorisme menganggap daerah tersebut merupakan lahan subur untuk melakukan aksi-aksi mereka," ucapnya.
Ia pun menegaskan, jika aksi terorisme memiliki dampak sangat buruk dan dapat menyengsarakan masyarakat. "Mulai dari kehilangan harta, tempat tinggal, bahkan tidak sedikit yang kehilangan saudara-saudaranya karena telah meninggal akibat terorisme," tegasnya.
Berdasarkan riset dari Indonesian Institute for Society Empowerment (INSEP) pada tahun 2012 menyebutkan, 45 persen motif aksi teror adalah ideologi agama. "Banyak dari pelaku aksi teror juga merupakan korban dari pemahaman-pemahaman yang salah yang ditanamkan pada diri mereka, seperti memaknai jalan satu-satunya jihad adalah perang," paparnya.
Selain itu, narasi radikalisme dan intoleransi yang sangat kuat mengitari masyarakat juga merupakan penyebab utama timbul konflik dalam masyarakat.
Narasi-narasi tersebut di antaranya narasi militansi yang menanamkan kebencian, narasi keterancaman, narasi teori konspirasi tentang terorisme, narasi umat yang diperlakuan tidak adil, dan narasi intoleransi terkait sentiment keagamaan.
Untuk mengantisipasi ancaman tersebut, BNPT telah menyusun strategi pencegahan radikal teror di perguruan tinggi. Ia mengajak seluruh mahasiswa baru ITS agar berkontribusi dalam pelaksanaan pencegahan radikalisme dan terorisme di Indonesia.
Menurutnya, Perguruan Tinggi merupakan tempat yang sangat tepat untuk dapat mencerdaskan generasi bangsa agar mewaspadai tentang bahaya terorisme. Karena pemuda dan mahasiswa rentan terpapar paham radikalisme.
Hal ini dibuktikan, sebagian besar pelaku-pelaku terorisme di Indonesia merupakan seorang pemuda. "Oleh karena itu, ujung tombak yang paling tepat untuk melawan terorisme juga adalah pemuda," pungkasnya. (amm/wit)
Advertisement