BNPB Sebut Periode Januari-Juli 2024 Terjadi 1.041 Bencana di Jawa Timur
Sejak Januari hingga Juli 2024, di Jawa Timur sudah terjadi 1.041 kali bencana. Berkat mitigasi dan kesiapsiagaan yang telah dilakukan, tidak banyak bencana besar yang terjadi di Jawa Timur selama tahun 2024 ini. Meski demikian, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan agar seluruh pihak tak lengah.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjend TNI Suharyanto menyatakan, dengan angka 1.041 bencana yang terjadi selama periode Januari hingga Juli 2024 ini, Jawa Timur tidak lagi menjadi daerah yang masuk kategori tertinggi tingkat terjadinya bencana.
"Alhamdulillah Jawa Timur bukan daerah tertinggi. Pada 2023 Jatim termasuk lima besar untuk jumlah bencananya," tegas Suharyanto usai mengikuti Gelar Peralatan BPBD se-Jatim di Banyuwangi, Minggu, 14 Juli 2024.
Dalam kegiatan itu, ia menyampaikan pada seluruh Kalaksa BPBD se-Jatim bahwa saat ini sudah mulai masuk musim kemarau. Semua BPBD harus waspada dan siaga.
Pada tahun 2023, saat musim kemarau di Jawa Timur tercatat beberapa kebakaran. Seperti di Gunung Bromo, Gunung Arjuno dan beberapa titik lain. Dia meminta seluruh Kalaksa BPBD agar peristiwa yang terjadi pada 2023 itu tidak terulang lagi.
"Jangan sampai terulang, jangan sampai terjadi lagi. Seandainya terjadi, kita harus lebih siap sebelum menjadi besar sudah bisa ditangani atau ditanggulangi sejak dini," tegasnya.
Suharyanto menyebut, secara umum kesiapan Jawa Timur dalam menghadapi bencana sudah baik. Sesuai aturan, menurut tentara bintang dua ini, kesiapan logistik daerah dalam penanganan bencana itu 72 jam atau tiga kali 24 jam.
Artinya, menurut Suharyanto, ketika ada bencana di daerah, BPBD kabupaten/kota dan provinsi pada tiga hari pertama kejadian bencana bisa melakukan bantuan pada masyarakat yang terdampak sebelum pemerintah pusat turun.
"Rata-rata sudah siap. mungkin ada beberapa kekurangan," ujarnya.