BNPB Identifikasi Enam Korban Meninggal Gempa Halmahera
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengidentifikasi enam korban meninggal akibat gempa 7,2 skala richter yang terjadi pada Minggu 14 Juli 2019. Lima korban meninggal akibat reruntuhan bangunan, sedangkan satu korban meninggal di pengungsian.
“Satu korban meninggal dunia, Saima (90), warga Nyonyifi meninggal dunia di pengungsian daerah dataran tinggi di Desa Nyonyifi, Kecamatan Bacan Timur,” kata pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulis yang diterima ngopibareng.id, Rabu 17 Juli 2019.
Sedangkan lima korban yang meninggal akibat reruntuhan bangunan yakni, Aisyah (54 tahun), asal Desa Ranga-Ranga, Gane Barat Selatan; Aspar Mukmat (20 tahun), warga Desa Gane Dalam, Gane Timur Selatan.
Selain itu juga Sagaf Girato (50 tahun) warga Desa Yomen, Joronga; Aina Amin (50 tahun) warga Desa Gane Luar, Gane Timur Selatan; dan Wiji Siang (60 tahun) warga Desa Gane Luar, Gane Timur Selatan.
Sementara itu, bantuan logistik terus mengalir untuk penanganan darurat. BNPB mengirimkan 1 unit helikopter Mi-8 untuk mendistribusikan bantuan, seperti tenda keluarga dan barang lainnya. Bantuan tenda lain telah disiapkan pengirimannya melalui pesawat Hercules yang tiba pada Selasa 16 Juli 2019, malam.
Selain pengiriman melalui udara, BNPB telah mengirimkan dukungan logistik melalui kapal. Bongkar muat dari kapal tanker ke kapal yang lebih kecil telah dilakukan.
“Sejauh ini Pemerintah Halmahera Selatan telah membentuk pos komando (posko) untuk melakukan penanganan darurat. Dapur umum yang dioperasikan pemerintah daerah (pemda) yang dibantu TNI dan Polri untuk melayani 9 pos pengungsian di Kota Labuha,” kata dia.
Pemerintah setempat menetapkan masa tanggap darurat selama 7 hari, terhitung 15 - 21 Juli 2019.