BMKG Malang Catat Selama September Terjadi 67 Kali Gempa
Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangkates, Malang mencatat Selma periode September 2020 sudah terjadi sebanyak 67 kali gempa bumi.
Menurut Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates, Malang, gempa tersebut terjadi disebabkan oleh akibat adanya subduksi antara lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia serta aktivitas sesar lokal.
"Kalau melihat dari peta sebaran gempa, sebagian besar terjadi di pantai selatan Jawa. Artinya pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia menjadi pusat sumber gempa atau generator gempa yang sangat aktif," tuturnya, pada Sabtu 3 Oktober 2020.
Musripan mengatakan dari 67 kali gempa tersebut, 5 diantaranya dapat dirasakan masyarakat yang lokasi kejadiannya berada di bagian laut selatan Pulau Jawa.
Masyarakat yang berada di kawasan pesisir pantai untuk selalu waspada apabila terjadi gempa dengan skala yang besar. "Dalam kondisi seperti itu, masyarakat di pesisir pantai harus selalu waspada terhadap informasi kejadian gempa bumi, terutama untuk gempa besar," kata Musripan.
Jika guncangan gempa dirasa semakin besar, Musripan menyarankan agar masyarakat segera mengevakuasi diri untuk menghindari adanya potensi tsunami dan tertimpa runtuhan material.
"Sekiranya gempa tersebut merusak bangunan, mau berdiri susah, rumah sekitar sudah banyak yang roboh, maka segera tinggalkan pantai ke tempat yang lebih tinggi," ujarnya.
Musripan juga menyarankan agar masyarakat melindungi bagian tubuh yang dianggap vital ketika terjadi gempa bumi.
"Jangan lupa lindungi kepala bagian belakang. Kalau gempa sudah reda, segera tinggalkan rumah. Tidak usah panik karena kepanikan akan membawa korban sendiri," tutupnya.