BMKG Cabut Peringatan Tsunami di Maluku Utara
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan peringatan dini tsunami akibat gempa bumi bermagnitudo 7,1 di Jailolo, Maluku Utara yang terjadi Kamis, 14 November 2019 telah berakhir.
BMKG telah mencabut status peringatan dini tsunami sekitar pukul 01.45 WIB, berdasarkan laman dari BMKG.
Sebelumnya, BMKG menyebutkan episenter gempa bumi Malut terletak pada koordinat 1.63 LU dan 126.4 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 134 km arah Barat Laut Kota Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara pada kedalaman 73 kilometer.
Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Bitung dan Manado IV-V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), Gorontalo dan Ternate III-IV MMI (Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), di Buol II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini berpotensi tsunami dengan status ancaman "waspada" untuk daerah Minahasa Utara Bagian Selatan (Sulawesi Utara).
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal. Ini akibat adanya deformasi atau penyesaran dalam lempeng Laut Maluku," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, 15 November 2019 dinihari.
Hingga saat ini terus terjadi gempa susulan. BMKG mencatat ada sekitar 19 kali gempa susulan. Terakhir gempa susulan bermagnitudo terjadi di koordinat pusat gempa ada di 1,49 Lintang Utara dan 126,40 Bujur Timur.
Pusat gempa ada di 127 km arah barat laut dari Jailolo. Pusat gempa ada di kedalaman 10 km. Belum ada laporan dampak gempa.
Akibat gempa tersebut ribuan warga Maluku Utara berlarian mengungsi ke dataran tinggi untuk menghindari gelombang tsunami. Hingga saat ini warga masih bertahan dan belum berani kembali ke rumah.