BMKG Akhiri Peringatan Tsunami dini Gempa Sulteng
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengakhiri peringatan dini tsunami untuk wilayah Sulawesi Tengah akibat gempa bermagnitudo 6,9 SR.
Informasi dari BMKG menyebutkan peringatan dini tsunami pada Jumat, 12 April 2019 pukul 18.40 WIB, dinyatakan telah berakhir pada pukul 19.48 WIB.
Sebelumnya BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk wilayah Sulawesi Tengah, khususnya status waspada tsunami untuk Kabupaten Morowali.
Terkait peringatan waspada tersebut, masyarakat diarahkan untuk menjauhi pantai dan sungai. Daerah yang berpotensi mengalami tsunami adalah di Kecamatan Toili, Morowali. Masyarakat di daerah tersebut diminta untuk mengungsi.
Meski demikian, BMKG juga mengimbau warga pesisir pantai yang ada di Sulawesi Utara tidak panik pascagempa.
"Masyarakat yang berada di pesisir pantai Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, pantai timur Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, pantai timur Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Bitung supaya tidak panik," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Geofisika Winangun, Kota Manado, Edward seperti dikutip Antara.
Sebab menurut dia, apabila perkiraan BMKG jika tsunami benar terjadi, diperkirakan tidak akan berdampak signifikan di pesisir pantai Sulut.
Akibat gempa tersebut sejumlah warga Kelurahan Keleke, Kota Luwuk, Sulawesi Tengah, mengungsi, diantaranya mengungsi di Bukit Keles, Bukit Puge, Hanga-hanga hingga Halimun. Karena lokasi pantai dengan pemukiman warga hanya sekitar dua kilometer.
"Kebanyakan yang mengungsi adalah ibu-ibu dan anak-anak serta lansia. Sebagian warga pria ada yang menjaga rumahnya," kata Malota, warga setempat.
Sebagian besar warga yang mengungsi memilih berjalan kaki, meski banyak juga yang menggunakan motor.
Bahkan ada yang nekat menyewa ojek pangkalan hingga Rp20 ribu hingga Rp50 ribu untuk mencapai perbukitan. "Sampai sekarang kami masih khawatir, karena masih ada gempa susulan," katanya.
Sementara kondisi sebagian rumah warga maupun fasilitas umum lainnya, menurut Malota belum terpantau apakah ada kerusakan atau tidak.
Begitu juga Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga saat ini belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait dampak gempa tersebut. (wit/ant)
Advertisement