Blusukan, Bagi Sembako dan Obat, Jokowi Tuai Pro-Kontra
Presiden Joko Widodo melakukan blusukan ke Kawasan Sunter Agung, Jakarta Utara. Mengenakan jaket berwarna cokelat dan masker putih, pria yang akrab disapa Jokowi itu mengunjungi rumah-rumah warga pada Kamis, 15 Juli 2021 pukul 20.52 WIB. Dalam kunjungannya itu, Jokowi membagikan sembako dan paket obat Covid-19 bagi pasien isolasi mandiri (isoman).
Sejumlah 200 ribu ton beras dari Bulog telah disiapkan untuk dibagikan secara merata. Selain itu, tersedia 300 ribu paket obat untuk Covid-19 yang terbagi dalam tiga kategori. Antara lain untuk gejala ringan, sedang dan berat.
Aksi pria kelahiran 1961 itu terekam kamera dan viral di media sosial Twitter. Terpantau, kata kunci Jakarta Utara menjadi topik populer dengan 1.786 lebih cuitan. Ada warganet yang mengaku sampai tidak bisa berkata-kata. Salah satunya kun @Aji3sara.
“Pak Jokowi malam-malam mendatangi warga untuk memberi bantuan. Tanpa protokol dan belum ada wartawan sama sekali, speechless,” tulisnya.
Ada pula netizen yang menanyakan keberadaan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. “Ini gubernurnya mana malah pak Jokowi yang Presiden blusukan malam-malam. Sehat terus pak,” sahut akun @yarachantique.
Di sisi lain, warganet bernama @NdoroPaijoo menyindir aksi bagi-bagi sembako dan obat yang dilakukan orang nomor satu di tanah air itu. “Dikira rakyat Cuma di Jakarta Utara doang? Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesianya mana pak dhe?,” cuitnya.
Terakhir, netizen menganggap aksi Jokowi sebagai tindakan pencitraan. “Buat apa gitu bagi-bagi. Kami nggak butuh pencitraan pak, kami butuh aksi nyata. Tolonglah,” celetuk akun @Rchmanarif. Tak hanya itu, tagar (#) pencitraan pun menjadi topik populer di medsos buatan Jack Dorsey itu dengan 3.426 lebih cuitan.
Sentil Anies Baswedan
Mengetahui aksi blusukan itu, Politisi Ferdinand Hutahean menyebut tindakan Jokowi bertujuan untuk menyindir Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Menurut mantan kader Demokrat itu Anies dinilai tidak tanggap dalam penanganan covid-19. Sehingga Presiden turun tangan secara langsung. Terlebih, di tengah situasi pandemi ini menurutnya Presiden masih memikirkan nasib rakyatnya agar tidak kelaparan.
Epidemiolog Pertanyakan Tindakan Jokowi
Berbeda Ferdinand, Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono mempertanyakan blusukan yang dilakukan Jokowi. Menurut Pandu, membagikan sembako dan obat covid-19 bukanlah tugas presiden. Pembagian ini bisa didistribusikan oleh pihak lain. Pandu lantas menyinggung tugas utama presiden adalah memimpin penanggulangan covid.
Sementara, pembagian sembako dan obat ini dianggap Pandu terlalu beresiko. Sehingga Pandu menyoroti aksi bagi-bagi ini adalah tindakan tidak perlu. Pandu lalu menyebut manajemen pengendalin covid yang dilakukan pemerintah amburadul. Lanjut Pandu, pembagian obat harusnya dialokasikan ke pelayanan kesehatan. Bukan masyarakat secara langsung. (Jpn/Tmp)