Blunder Puan, Mulyadi-Ali Mukhni Kembalikan Rekomendasi PDIP
Blunder Puan Maharani untuk Sumatera Barat berbuntut tidak enak. Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumbar yang direkomendasi PDIP untuk Pilkada 2020, Mulyadi-Ali Mukhni, mengembalikan rekomendasi yang telah diterima dari PDI Perjuangan.
Saat mengumumkan pemberian rekom untuk pasangan ini, Puan Maharani, salah satu Ketua DPP PDI Perjuangan hari Rabu 2 September lalu, bilang, "Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila."
Kalimat Puan itu akhirnya mengundang kecaman luas, tidak hanya warga Sumatera Barat. Masyarakat Sumbar tersinggung dan merasa dilecehkan.
Dampak yang tidak diduga siapapun terjadi hari ini, pasangan Mulyadi-Ali Mukhni mengembalikan rekomendasi kepada PDI Perjuangan.
Mulyadi, 57 tahun, yang saat ini jadi anggota DPR-RI dari Fraksi Demokrat, dan Ali Mukhni, 63 tahun, yang saat ini menjabat sebagai Bupati Padang Pariaman, Sabtu siang menggelar konferensi pers.
"Kami , saya bersama Pak Mulyadi sepakat mengembalikan dukungan dari PDIP. Jadi Mulyadi-Ali Mukhni tetap maju, tetapi hanya diusung oleh Partai Demokrat dan PAN. Dukungan dari PDIP kami kembalikan lagi," kata Ali Mukhni kepada wartawan, Sabtu.
Tanpa dukungan PDI Perjuangan, pasangan Mulyadi-Ali Mukhni tetap bisa maju karena Demokrat memiliki 10 kursi, demikian juga PAN memiliki 10 kursi di DPRD Provinsi Sumbar. Padahal syarat untuk maju hanya butuh 13 kursi. Sementara PDI Perjuangan hanya memiliki 3 kursi. Dengan demikian ada atau tidaknya dukungan PDI Perjuangan pasangan ini tetap bisa ikut Pilkada 9 Desember mendatang.
Menurut Ali Mukhni, pengembalian rekomendasi PDI Perjuangan itu dilakukan karena banyaknya desakan dari masyarakat Sumatera Barat, baik yang ada di Sumbar sendiri maupun di perantauan, yang merasa kecewa atas pernyataan Puan saat mengumumkan dirinya sebagai calon yang direkomendasi PDI Perjuangan.
Tetapi keputusan mengembalikan dukungan PDI Perjuangan ini sebagai langkah yang cerdas, sekaligus pasangan ini sebenarnya juga telah menghukum PDI Perjuangan.
Apabila pasangan ini tetap didukung PDI Perjuangan, upaya untuk memenangkan Pilkada pasti amat berat. Tetapi dengan mengembalikan rekom PDI Perjuangan, pasangan ini justru telah menarik simpati dari warga Sumbar dan itu adalah modal untuk memenangkan Pilkada.
PDI Perjuangan, terutama Puan Maharani, telah memperoleh pelajaran politik amat berharga dari kasus Sumatera Barat ini. (nis)