Blora Menjadi Penghasil Tembakau, Lahannya Mencapai 1.000 ha
Kabupaten Blora menjadi salah satu wilayah penghasil tembakau di Jawa Tengah. Dengan luasan lahan mencapai 1.000 hektare. Tersebar di wilayah Blora bagian utara maupun Blora Bagian selatan. Karena terkendala musim, tidak semua petani berani menanam tembakau.
Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Blora, Gundala Wejasena, menjelaskan, terdapat beberapa varietas yang ditanam petani. Tembakau yang ditanam oleh petani di kecamatan bagian utara Blora, dari Kecamatan Jiken sampai dengan Kecamatan Todanan adalah varietas kasturi. Yang merupakan tembakau kemitraan dengan PT Sadhana Arif Nusa.
Sedangkan tembakau di bagian selatan Blora yang ditanam di Kecamatan Randublatung dan Kradenan adalah tembakau varietas gilang mancung dan gilang banteng.
Sebagian besar, kata Gundala, para petani menanam tembakau pada saat Musim Tanam ke-3 (MT 3) atau saat kemarau. Hanya sebagian kecil petani yang menanam tembakau pada MT 2. Yang biasanya lahan masih ditanami padi.
Dia menyampaikan, harga tembakau memang cenderung fluktuatif. Pada tahun 2020 harga kurang baik. Pada tahun 2021 musim kemaraunya basah, sehingga kurang sesuai untuk menanam tembakau.
Pada tahun 2022, petani yang menanam tembakau cenderung menurun dan hanya sedikit petani yang menanam tembakau. Namun, harga yang diperoleh petani cenderung tinggi. Petani banyak yang untung besar meskipun tanamannya tidak sebanyak tahun 2021.
Tahun 2023 ini, lanjut Gundala, diperkirakan musimnya cocok untuk budidaya tembakau. Karena harga tahun lalu yang cenderung tinggi. Biasanya, kata dia, petani akan bertambah banyak yang menanam tembakau.
"Saat musimnya sesuai dan harga tahun lalu yang cenderung tinggi, akan mendorong petani untuk membudidayakan tembakau. Sehingga dengan pengelolaan yang baik, petani bisa mendapatkan peningkatan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan,” ujar Gundala Wijasena.
Sekadar diketahui, pada Rabu 17 Mei 2023, sebanyak 78 kelompok tani tembakau di Blora menerima bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) dan saprodi, Pemerintah Kabupaten Blora. Bantuan yang berasal dari anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) itu secara simbolis diserahkan oleh Bupati Blora Arief Rohman, di gedung Balai Benih DP4 Blora.
Diharapkan, alsintan dan saprodi itu bisa menjadi stimulan untuk meningkatkan produktivitas para petani tembakau yang ada di Blora. Muaranya, untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Bupati Blora Arief menyampaikan, petani harus terus kreatif, inovatif, dan mencari terobosan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan. Salah satunya berinovasi dengan menanam tembakau.
Sebab, tembakau merupakan salah satu komoditas yang berpotensi besar untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Petani yang kreatif, akan berani mengambil risiko untuk menanam tembakau. "Tembakau ini bisa jadi pahit rasanya, namun akan terasa manis saat bisa meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Tentu saja hal ini tidak mudah," Jelasnya
Gus Arief sapaan akrabnya, mengakui, jika budidaya tembakau memang tidaklah semudah menanam padi atau jagung. Tetapi tidak ada yang sulit jika mau belajar dan tekun. Sebagai bentuk dukungan, Pemkab Blora juga memberikan dukungan kepada para petani yang menanam tembakau.
Pemkab Blora memfasilitasi petani tembakau berupa stimulan bantuan 43 unit cultivator untuk 43 kelompok tani. Cultivator tersebut untuk dangir tembakau. Dengan menggunakan cultivator bisa menghemat biaya produksi dari sisi efektivitas penggunaan tenaga kerja.
Bantuan lain berupa traktor roda 2, kendaraan roda 3, dan plastik UV, untuk menekan biaya produksi dengan mekanisasi olah tanah, alat transportasi dan perlengkapan pasca panen.
Selain Alsintan, Pemkab juga membantu sarana produksi berupa pupuk NPK rendah chlor dan Pupuk ZA, yang mana pupuk ini untuk membantu menekan biaya sekaligus meningkatkan kualitas tembakau.