Perlintasan Kereta depan RSI Jalan A. Yani, Mulai Digarap
Bagi Anda yang setiap hari melintasi persimpangan rel kereta api di depan Rumah Sakit Islam Surabaya di Jalan A. Yani, tentu sudah bosan dengan kemacetan yang tiap hari terjadi di area ini.
Apalagi ditambah dengan sahut-sahutan bunyi klakson kendaraan yang memekakkan telinga. Siapa pun bakal emosi jika terjebak macet di area ini.
Kemacetan yang terjadi di area ini penyebabnya karena ada penyempitan jalan. Jalan yang seharusnya selebar 27 meter itu, harus terpotong oleh bagian jalan yang belum teraspal sepanjang 13 meter. Ini yang menyebabkan penumpukan kendaraan. Apalagi area ini merupakan titik pertemuan antara kendaraan yang datang dari arah Jalan A. Yani, dengan kendaraan dari Wonokromo, yang hendak melakukan putar balik.
Namun kemacetan yang terjadi di area ini, mungkin sebentar lagi akan teratasi. Setelah berbulan-bulan terkatung-katung lelangnya, pengerjaan blok rel di jalur samping utara Royal Plaza Surabaya ini, tampaknya dimulai memasuki tahap pengerjaan.
Pantauan ngopibareng.id di lokasi, sudah tampak tumpukan material besi di sekitar lokasi. Ihwal soal proyek mulai dikerjakan, juga dibenarkan oleh Manajer Humas PT KAI DAOP 8 Surabaya, Gatut Sutiyatmoko.
“Memang sudah mulai digarap,” kata Gatut saat dihubungi ngopibareng.id
Kata Gatut, proyek ini bisa digarap setelah setelah PT. KAI duduk satu meja dengan Pemkot Surabaya. Dalam perundingan itu, PT KAI bersedia meminjamkan rel bekas yang sudah tak layak pakai untuk difungsikan sebagai blok rel.
"Mekanisme pinjam pakai, walaupun itu nantinya akan dipakai seterusnya tapi mekanismenya tetap pinjam pakai," ujar Gatut.
Gatut mengatakan, dalam mekanisme pinjam pakai ini Pemkot Surabaya tak sepeser pun dikenai biaya pinjam atau sewa. Artinya, Pemkot Surabaya dapat pinjaman gratis dari PT KAI dalam pemanfaatan blok rel ini.
"Enggak ada (biaya), dalam hal itu, wong itu kan untuk kepentingan publik juga dan juga tidak ada kaitannya dengan kegiatan komersial, itu kan diperlebar saja," kata Gatut.
Nah, setelah dapat pinjam pakai gratis blok rel dari PT. KAI ini, apakah membuat nilai lelang menjadi berkurang? Sayangnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya Erna Purnawati, belum memberikan keterangan. Saat ngopibareng.id mencoba konfirmasi melalui telepon tidak diangkat. Begitu juga saat mengajukan pertanyaan melalui pesan WhatsApp juga tak dibalas. Hanya dibaca saja.
Erna Purnawati pada 19 Juli 2018 lalu, pernah mengatakan jika nilai proyek ini ditambah besaran nominalnya. Penyebabnya agar lebih menarik kontraktor agar mau mengerjakan proyek ini. Jika sebelumnya lelang proyek dibuka dengan plafon Rp 430 juta, tapi setelah gagal lelang, dinaikkan menjadi Rp 500 juta.
Soal gagal lelang ini sebenarnya PT KAI sudah memberikan masukan kepada Pemkot Surabaya. PT KAI bahkan sudah sampai pada tahap memberikan rekomendasi kepada Pemkot soal kontraktor yang biasa mengerjakan proyek semacam ini.
Tak hanya itu, PT KAI bahkan sampai membuatkan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) yang biasa digunakan untuk proyek serupa, kepada Pemkot Surabaya. Namun, soal tindak lanjut jadi atau tidaknya rekomendasi itu digunakan, Gatut mengaku tak tahu menahu.
"KAI yang buatkan RAB dan spesifikasi, tapi oleh Pemkot dinilai terlalu kecil, padahal biasanya standar acuan KAI ya seperti itu," ujarnya.
Sayangnya Gatut tak merinci berapa nilai RAB yang biasa digunakan KAI pada proyek serupa. Ia berkelit, hal itu bukan bidangnya. "Saya tak tahu. Itu teknis bagian jalan rel dan jembatan yang membuat RAB." (frd/amr)