Bisnis Properti Modal Dengkul, Ini Tips dari Ahlinya
1. Mulai dari Makelar
Dalam dunia properti, makelar ini juga disebut broker. Penghubung antara investor ke pembeli. Atau developer dan penjual ke konsumen. Broker alias makelar tidak harus punya modal. Cukup pengetahuan tentang seluk beluk properti. Apalagi kalau disertai kepandaian membaca tren pasar. Tentu akan lebih lengkap kalau memiliki jaringan yang luas. Banyak kawan juga bisa menjadi modal dasar. Jika sudah menjadi makelar besar bisa menjadi agen properti. Jasa pemasaran dan penjualan produk-produk properti. Menjadi kepanjangan tangan pengembang ke konsumen. Banyak pengembang yang kini mengandalkan agen properti untuk pemasaran dan penjualan produk-produknya. Menjadi makelar alias broker properti mendapatkan penghasilan dari komisi. Biasanya antara 2 sampai 2,5 persen dari harga jual. Bahkan bisa mendapatkan prosentasi lebih besar jika berhasil menjual dalam jumlah besar. Bayangkan, jika berhasil menjualkn properti dengan nilai miliaran rupiah, makan sudah pasti puluhan sampai ratusan juta rupiah bisa dikantonginya. Kalau sudah punya dana dari hasil makelaran bisa berkembang dengan membeli rumah, terus direnovasi dan dijual kembali. Banyak yang sukses bisnis properti dengan model ini.2. Bisnis Properti di Bursa Saham
Ini tidak sepenuhnya modal dengkul. Tapi cukup modal beli saham perusahaan properti yang sudah melantai di bursa saham. Dengan membeli saham perusahaan properti, berarti sudah ikut memiliki perusahaan properti. Meski prosentase kepemilikanya kecil. Harga saham perusahaan properti tak semuanya mahal. Banyak yang masih berkisar Rp 1000 per lembar saham. Ini artinya satu lot berisi 100 lembar saham cukup bermodal Rp 100 ribu. Dengan modal segitu sudah bisa ikut memiliki perusahaan properti. Tentu tidak asal beli saham perusahaan properti. Perlu juga dilihat perusahaan properti yang memiliki tren harga saham bagus. Tapi pada umumnya, harga properti akan cenderung terus naik. Kadang-kadang harga saham properti ikut goyang kalau suku bungan naik. Banyak perusahaan properti yang sudah melantai. Misalnya, Ciputra (CTRA), Pakuwon Jati (PWON), PT PP Properti (PPRO), Lippo Karawaci (LPKR), dan lainnya.3. Manfaatkan Dana Situa P2P Lending
P2P Lending merupakan penyelenggaraan layanan jasa keuangan untuk mempertemukan Pemberi Pinjaman dengan Penerima Pinjaman dalam rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet. Ini adalah situs yabg membantu mereka yang ingin membeli aset properti tapi butuh pinjaman uang untuk DP rumah dan sewa rumah. Tak hanya itu. Lewat situs ini juga bisa mendanai proyek properti lewat invoice financing. Jadi, situs P2P lending ini sejatinya mempertemukan investor dan peminjam dana. Menurut informasi, return alias imbal hasil yang didapatkan dari investasi pendanaan properti ini mencapai 11 persen per tahun. Nominal pendanaannya tidak mahal. Mulai dari Rp 200 ribu. Dengan uang sebesar itu sudah bisa menjadi investor bisnis properti. Hanya saja, investasi lewat cara ini lebih beresiko. Sebab, pihak peminjam dana rata-rata adalah orang yang dinilai kurang layak kredit bank.4. Bisnis Homestay
Kini banyak situs yang menghubungkan pemilik aset properti dengan penyewa. Seperti AirBnB, AiryRoom, Traveloka, dan semacamnya. Jika punya aset kamar atau rumah yang kosong bisa disewakan harian melalui jasa situs itu. Jadi memiliki aset properti sekarang bisa memungkinkan menyewakan kamar atau rumah tanpa harus punya manajemen hotel. Dari penyewaan itu bisa menghasilkan uang secara rutin. Tentu karena ini jasa, maka tetap saja diperlukan hospitality, perawatan kebersihan kamar dan rumah.5. Bikin Situs Properti
Era digital memungkinkan bianis properti dengan modal dengkul. Apalagi kalau punya keahlian di bidang teknologi informatika. Atau memanfaatkan platform media sosial yang ada seperti lapak facebook, twitter, dan semacamnya. Yang lebih advance membuat web atau portal pencarian properti. Membangun marketplace properti dengan menggandeng para pengembang. Jadi seperti agen penjualan atau makelar properti dengan menggunakan teknologi digital seperti Rumah133.Com, Rumah.com dan sebagainya. Memang bisnis properti dwngan cara ini tidak bisa sepenuhnya modal dengkul. Perlu modal untuk beli domain, sewa server, dan mencari viewer. Hanya saja, bisnis dengan cara ini tidak perlu modal besar seperti para pengembang properti yang harus menyediakan lahan, membangun, dan menjualnya. Yang pasti, bisnis properti selalu menjanjikan karena tidak pernah turun harga. Karena semua orang butuh papan, sedangkan lahan tidak bertambah, maka nilainya akan terus merangkak. Silakan mencoba! Like
Advertisement