Bisnis Pakaian Budaya dan Nasionalis, Mahasiswa Undika Lolos KBMI
Empat mahasiswa Universitas Dinamika berhasil lolos Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) yang dilaksanakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Keempat mahasiswa tersebut lolos karena usaha pakaian dengan konsep nasionalisme dan kebudayaan.
Keempat mahasiswa tersebut adalah Mahasiswa DKV 18 M. Rafi Aries Mulyadintara sebagai Founder, desainer konten dan cek kualitas produk, Mahasiswa Desain Produk M. Imam Rifa'I sebagai bagian produksi, survey dan relasi, Mahasiswa Sistem Infromasi M. Wahyudi sebagai Bagian Divisi IT yang mengurus website dan pengembangan dan pemasaran, dan Mahasiswa Desain Produk Jason Saptenno sebagai desainer, konten dan copywriter.
“Setiap desain di proyek kami memiliki cerita dengan unsur nasioalisme dan budaya, jadi kadang terlihat absurd agar membuat penasaran,” kata Rafi Aries saat diwawancarai di Humas Undika.
Rafi menyampaikan ide produk usaha ini melihat masyarakat yang kurang minat dengan pakaian dengan unsur budaya dan nasionalis. Menurut pengamatannya, masyarakat kurang percaya diri dan merasa kurang keren jika mengenakan pakaian unsur tersebut.
Oleh sebab itu, Coolture.id berupaya membuat pakaian unsur nasionalis dan budaya secara modern dan mengikuti trend.
“Karena orang-orang itu kan suka hypes dan pakaian modern, jadi mereka bisa bergaya tapi tetap nasionalis,” ungkap mahasiswa angakatan 2018 ini.
Selain itu, M. Imam Rifa’I mencontohkan produk nasionalis yang sudah dibuat adalah sepatu ket yang menggunakan bahan sarung. Penggunaan bahan tersebut karena Negara Indonesia khas dengan produk dan motif sarungnya.
“Kami menggunakan bahan sarung untuk membuat sepatu, ini kami yang desain sendiri,” katanya.
Rifa’I juga menyampaikan salah satu konsep lama tapi akan dibuat menarik dan modern seperti penggambaran Presiden RI pertama saat membaca naskah proklamasi. Coolture.id memasukkan unsur seni dan cerita dalam gambar yang membuat penasaran.
“Jadi mungkin milik orang lain desainnya sudah jelas, gambar presiden aja dan monoton. Tapi kami berbeda dengan nuansa cerita dan sosok yang modern,” kata dia.
Mereka berharap dengan produk yang dibuat bisa mendorong generasi muda untuk mengenakan fashion yang menjunjung nasionalisme dan budaya, agar lebih bangga menggunakan produk lokal.
Advertisement