Bisnis Kuliner Apa yang Cocok untuk Mantan TKI?
Seringkali para mantan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) atau purna PMI (Pekerja Migran Indonesia) pulang ke Indonesia menjadi pengangguran. Mereka tidak memiliki ketrampilan usaha. Sehingga kembali ke desa dengan tangan hampa.
Nah, Konsulat Jenderal RI (KJRI) Jeddah punya cara agar para Purna PMI bisa lebih berdaya. Kembali ke Indonesia punya ketrampilan yang bisa dikembangkan menjadi usaha. KJRI pun menggelar pelatihan usaha kuliner bagi WNI binaan shelter.
Pelatihan (capacity building) bertema “Merintis Usaha Kuliner: Menjadi Purna PMI yang Mandiri” digelar Minggu, 11 Oktober 2020 di dua lokasi: aula Gedung Pelayanan Terpadu untuk teori dan halaman kantor KJRI Jeddah untuk sesi praktik atau demo masak.
Pelatihan usaha kuliner ini mendatangkan seorang pakar di bidang kuliner, yaitu Chef Raden Daru Sulistiono. Chef yang saat ini bekerja sebagai inflight chef di salah satu maskapai di Arab Saudi. Dalam pelatihan, ia dibantu rekan-rekannya yang seprofesi.
Pelatihan berlangsung dua hari dibuka oleh Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah Eko Hartono dan dihadiri oleh jajaran home staff, perwakilan pegawai setempat dan 95 WNI binaan shelter KJRI Jeddah sebagai peserta pelatihan.
Karena dalam masa pandemi, panitia menerapkan protokol kesehatan dengan mewajibkan seluruh peserta mengenakan masker selama acara berlangsung, menjaga jarak dan memeriksa suhu tubuh sebelum memasuki ruang acara.
Konjen Eko Hartono dalam sambutannya berharap, sepulangnya dari Arab Saudi para peserta yang semua adalah kaum perempuan dapat memanfaatkan modal yang diperoleh selama bekerja untuk merintis usaha kecil-kecilan. “Setelah sampai di kampung halaman, sebisa mungkin buka usaha, meskipun kecil-kecilan,” ujar Konjen Eko Hartono.
KJRI Jeddah, lanjut Konjen, berupaya memberikan bekal kerampilan yang diperlukan oleh para WNI/PMI binaan shelter untuk mendukung keinginan mereka merantis usaha, agar mereka mempunyai kemandirian ekonomi.
“Selain ini (pelatihan usaha kuliner), kami sedang merancang pelatihan kewirausahaan. Jadi, bagaimana kita bisa menjadi pengusaha UMKM yang masih dalam kemampuan ibu-ibu sekalian,” ucap Konjen.
Disampaikan Konjen Eko Hartono, KJRI Jeddah bahkan tengah memikirkan untuk memberikan bekal lebih, bukan sekedar pelatihan keterampilan, malainkan juga kesempatan meningkatkan pendidikan melalui program kejar Paket A, B dan C.
Sementara itu, Pelaksana Fungsi Konsuler-1 merangkap Koordinator Pelayanan dan Pelindungan Warga Safaat Ghofur mengungkapkan, tujuan dari pelatihan tersebut adalah untuk memberikan bekal dan pengalaman bagi peserta. “Berbekal ilmu dan pengalaman, diharapkan ibu-ibu dapat merintis usaha yang diminati oleh orang-orang sekitar,” kata Safaat selaku Koordinator acara.
Narasumber mengawali pemaparannya dengan memberikan motivasi bagi peserta dan gambaran secara umum kiat sukses merintis usaha kuliner, mulai dari perhitungan harga dasar, harga jual, harga terbuang, minat dan daya beli konsumen, pembuatan produk, ketersediaan bahan baku, pengemasan (packing), penentuan target, penentuan produk, legalitas produk dan aspek lainnya.
Usai mengikuti teori dan pemaparan bahan-bahan yang diperlukan, peserta diajak menuju halaman untuk mengikuti praktik memasak. Apa masakannya? Ini dia: gemblong, sop buntut, ayam goreng/bakar presto. (*)