Harus Fokus, Bisnis Fashion Tak Selalu Mulus
Menjadi seorang pegawai swasta dengan rutinitas yang sama setiap hari, membuatnya berpikir untuk mendirikan usaha sendiri. Bermodal keahlian menjahit yang diperoleh secara otodidak, Elvin Kushindriyani bertekad membuka butik yang diberi nama Vienk’s Galery.
Elvin pun menceritakan awal mula dirinya membuka butik tersebut karena merasa jenuh dengan pekerjaan yang ia jalani setiap hari. Dari situlah ia mencoba mendirikan usahanya sendiri.
“Ketika itu saya sedang berada di titik jenuh. Kadang saya juga bosen dikejar deadline terus. Pulang kerja malam-malam. Nah, kebetulan saya dulu juga suka jualan tas-tas. Dari situ saya memutuskan keluar dan mendirikan usaha,” ujarnya.
Sebelum mendirikan usahanya, Elvin mengaku jika dirinya tidak mengetahui sama sekali mengenai UKM (Usaha Kecil Menengah). Hingga ada teman yang mengajak dirinya untuk mengikuti pelatihan UKM.
“Waktu itu saya tidak tau apa itu UKM. Ketika itu ada ngopi darat dan diajak teman-taman akhirnya saya ikut pelatihan tentang UKM-UKM,” ujar Elvin.
Usai mengikuti pelatihan tersebut, Elvin mencoba bisnis sepatu bersama temannya. Bisnis itupun tak berjalan lama lantaran beberapa kendala datang menghampirinya.
“Setelah itu saya bikin sepatu sama temen. Sepatu-sepatu wanita, tapi kalau bikin sepatu itu susah harus ada tukangnya. Sedangkan waktu itu dananya tidak ada,” jelasnya.
Setelah bisnis sepatunya gagal, Elvin pun mencari alternatif lain. Ketika ia sedang di Bandung, ia melihat toko kain yang menjual kain bagus dengan harga murah. Dari situlah Elvin memulai usaha fashionnya.
“Pas pergi ke Bandung liat kain bagus-bagus dan murah harganya. Saya coba jahit beberapa baju, kata teman-teman bagus terus ada yang beli dan minta dibuatkan,” katanya.
Sejak saat itulah Vienk’s Gallery berdiri. Usaha rumahan yang bergerak dalam bidang fashion ini menjual baju, jilbab syar'i, pasmina instant, macam2 jilbab, mukena dan hingga asesoris.
Baju-baju tersebut ia buat dengan dibantu dua orang karyawannya. Dengan usahanya tersebut, Elvin mampu meraih omzet hingga Rp. 8 juta sebulan.
Namun, usaha yang telah ia bangun sejak 2011 itu tak berjalan mulus. Elvin mengaku bisnisnya tersebut vakum lantaran ketidak fokusannya dalam memanajemen bisnisnya itu.
“Sekarang saya sudah tidak ada pegawai, jadi apa-apa saya kerjakan sendiri. Karena saya kurang fokus jadi yaa agak stak,” katanya.
Meski produksinya sedikit terkendala, Elvin tetap memproduksi produk-produk fashion buatannya. Butik Vienk’s Gallery ini berlokasi di Jalan Asem Jajar 3 No.3, Tembok Dukuh, Bubutan, Surabaya.
Manfaat Menjadi UKM Binaan Semen Indonesia
Sekitar tahun 2013, Elvin bergabung menjadi Usaha Kecil Menengah (UKM) binaan PT. Semen Indonesia. “Pada 2013, waktu itu banyak teman-teman dan saudara yang kerja di sana. Saya dibilangin untuk jadi mitra binaan Semen Indonesia,” katanya.
Elvin mengaku sudah dua kali mendapat bantuan dari Semen Indonesia. “Saya sudah dua kali dapat,”
Ia juga mengatakan, sejak bergabung dengan Semen Indonesia banyak manfaat yang ia peroleh. Namun, menurutnya Semen Indonesia terkadang kurang mengajak UKM-UKM binaannya untuk ikut dalam acara-acara yang dibuat Semen Indonesia.
Melainkan hanya beberapa UKM tertentu saja yang diajak. “Saya sudah dua kali ikut Semen Gresik Expo. Tapi menurut saya Semen Indonesia itu kurang adil terhadap UKM binaan mereka. Hanya UKM itu-itu saja yang diajak,” ungkapnya.
Untuk kedepannya Elvin mencoba untuk kembali memulai usahanya yang sempat vakum itu. Ia juga berharap agar kedepannya Semen Indonesia bisa adil pada semua UKM binaannya. (amm)
Advertisement