Penjual Dadakan di Surabaya Lego Masker Rp170 Ribu per Pak
Semakin mewabahnya virus corona membuat masker sangat dibutuhkan. Hal tersebut berdampak pada meningkatnya penjualan masker di Surabaya. Penjual dadakan pun menggenjot harga hingga Rp170 ribu per pak, serta mengirim masker hingga ke Singapura.
Ketika reporter Ngopibareng.id mengunjungi beberapa Apotek di Surabaya, banyak yang mengaku sudah tidak menyediakan masker tersebut. Kebanyakan dari mereka beralasan kalau barang tersebut saat ini sudah mahal dan susah dicari.
"Dulu harganya satu pak karton Rp36 ribu itu isi 50 biji, sekarang sudah sampai harga Rp170 ribu" kata Novi, penjaga salah satu apotek besar di daerah Jl. Kusuma Bangsa, Surabaya.
Hal tersebut juga diamini oleh Bella, pemiliki apotek di daerah Ploso Timur. Menurutnya harga satu pak masker saat ini mencapai Rp140 ribu sedangkan harga standar Rp35 ribu.
Bella menduga, meningkatnya harga lantaran permintaan yang naik, serta adanya permainan dari orang-orang yang sengaja mencari untung dalam kondisi krisis akibat wabah penyakit.
Setelah menelusuri, reporter Ngopibareng.id menemukan fakta jika ada, penjual musiman yang juga menjadi penyebab langkanya masker debu tersebut. "Yah gimana lagi, bisnis ya bisnis, gak salah kan, emang ada undang-undangnya? " ujar salah satu penjual musiman, yang tak mau disebut namanya.
Penjual tersebut mengaku segera menimbun masker dan menjualnya di atas harga pasar, setelah mendapat informasi, bahwa virus Corona bisa ditangkal dengan masker.
Selain itu, ia mengaku kalau mendapatkan barang tersebut dari distributor. Orang yang dia maksut, sebenarnya pegawai pabrik yang sengaja menyelundupkan masker untuk dijual sendiri.
"Aku biasanya ngambil di pabrik daerah Mojokerto, ngambilnya sekalian 500 pak, jadi gak rugi ngambil jauh"ujarnya.
Dengan dalih merasa kasihan dengan pembeli yang membutuhkan, dia menjual dengan harga kisaran Rp170 ribuan, bisa naik ketika pembelinya punya uang banyak. "Masih mending aku segitu, temanku ada yang jual sampai Rp250 ribu (per karton)" katanya.
Ketika ditanya cara penjualan, dia hanya memanfaatkan informasi dari mulut ke mulut. Ia takut kalau menjual melalui sosial media seperti Instagram ataupun Facebook, bakalan dihujat oleh warganet.
"Yah dari bantuan temen (cara mencari costumer). Itu saja, pembeliku sudah sampai Singapura"jelasnya. “Sekarang aku mau nambah stok (barang) lain. Soalnya mulai banyak yang mencari hand sanitizer ",tutupnya.
Advertisement