BioSea, Kosmetik Berkelas dari Perairan Kangean
Mineral laut ternyata bisa diolah menjadi aneka produk perawatan tubuh. Hal itu lah yang dimanfaatkan oleh sepasang suami istri, Ery Prijantoro dan Fitri Irawan. Pemilik kosmetik berlabel BioSea, produk kecantikan yang laris di kalangan menengah ke atas.
Fitri adalah karyawan sebuah perusahaan kosmetik di Surabaya. Tiga belas tahun menjadi karyawan, alumni Pendidikan Apoteker Universitas Widya Mandala (UWM) Surabaya ini akhirnya mengetahui ada mutiara yang tersembunyi di laut.
Hal itu bermula dari penemuan peneliti dari Jepang yang rutin mengambil air di laut perairan Kangean, letaknya di gugusan pulau di timur Pulau Madura, untuk dibawa ke Jepang dan diolah menjadi berbagai produk. Mulai kecantikan, makanan sampai consumer goods lainnya.
"Dari situ lantas muncul pertanyaan, kenapa kita tidak melakukan sendiri? Ini kekayaan alam milik kita, dibawa ke Jepang dan dikembalikan lagi ke Indonesia menjadi produk jadi yang harganya selangit,” katanya.
Merujuk hasil penelitian LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), kandungan mineral air laut di Kangean ternyata merupakan yang tertinggi di Indonesia. Nah, kandungan mineral ini yang kemudian diolah sedemikian rupa menjadi produk-produk kecantikan bermerek BioSea, oleh Fitri.
Tahun 2013 Fitri akhirnya memutuskan untuk resign dari perusahaan dan total merintis usaha yang digelutinya. Namun, sebelumnya dia harus menemukan formula yang pas untuk mengolah mineral laut menjadi produk kecantikan yang aman dan bermanfaat bagi kesehatan.
“Ini tidak mudah. Sebab salah satu sifat mineral adalah mengurai struktur zat yang dicampuri. Sabun padat misalnya, akan langsung mencair bila ditetesi mineral,” katanya.
Di bisnis ini, sambung Fitri, modal penemuan jitu saja tak cukup untuk bisa bertarung di pasar yang sudah penuh dengan berbagai produk. Para pesaing rata-rata pemodal besar dengan anggaran iklan nyaris tak terbatas. Karenanya, jika tidak memiliki perhitungan matang, bisa-bisa produk BioSea tersingkir dari ketatnya persaingan bisnis kosmetik.
Namun Fitri punya keyakinan sebuah produk bisa survive adalah jika mempunyai diferensiasi, dan hal itu dimiliki BioSea. Produk kosmetik berbasis mineral, jelas jadi pembeda tersendiri dengan produk-produk sejenis yang ada di pasaran.
Tahun pertama, BioSea melepas produk sabun cair dan skin moisturizer. Respons pasar ternyata cukup bagus, terutama dari luar negeri. Alhasil dua produk itu pun diekspor ke Swedia karena dianggap cocok untuk mengatasi kulit kering akibat suhu dingin.
“Kami juga surprise. Apalagi di sana produk kami diuji lagi. Dan tahu apa hasilnya? Label kami masuk kategori intensive cream. Ini adalah grade tertinggi dalam uji kosmetik di sana,” bebernya.
Kabar bagus dari Eropa ini membuat keduanya makin bersemangat dan percaya diri. Ia merasa sudah berada di jalur yang tepat. Tinggal usaha lebih keras lagi untuk membesarkan usaha ini. Seiring perjalanan waktu, usaha rumahan ini terus berkembang. Produk yang dihasilkan pun lebih beragam.
Fitri makin optimistis setelah dirinya menjadi mitra binaan Semen Indonesia. Program pendampingan, pinjaman modal usaha serta pelibatan dalam berbagai pameran produk, membuat BioSea lebih cepat maju.
"Pameran cukup efektif untuk mengenalkan produk kami. Pasar di luar negeri sebagian besar kami tembus lewat pameran,” bebernya.
Selain mengejar keuntungan, Ery dan Fitri juga mempunyai komitmen tinggi membantu warga Kangean. Salah satunya dengan mendonasikan Rp 500 dari tiap item produknya yang terjual. Dana yang terkumpul akan disalurkan untuk program-program pendidikan di Pulau Kangean.
“Kami mengambil mineral laut dari sana. Sudah selayaknya, kami berbagi untuk kemajuan pendidikan warga Pulau Kangean,” pungkasnya.
Kini BioSea semakin dikenal. Area pemasarannya pun meluas ke berbagai kota besar di Jawa, Sumatra (Medan), Kalimantan (Balikpapan) dan Sulawesi (Makassar). Di luar negeri, selain Swedia, BioSea juga masuk ke Malaysia, Thailand, dan Vietnam. (frd)
Advertisement