Bintang Donald Trump di Hollywood Dirusak, Pelakunya Menyerahkan Diri
Seorang pria merusak Bintang Donald Trump di Walk of Fame Hollywood pada Rabu 25 Juli kemarin dengan menggunakan kapak. Pelaku kemudian menyerahkan diri ke polisi, Los Angeles Times.
Pria yang diketahui bernama Austin Clay (24) itu berjalan ke bintang Trump di Hollywood Boulevard dan Highland Avenue sekitar pukul 3.30 pagi dan langsung merusak seluruh bintang itu, termasuk piringan nama Trump.
Los Angeles Times melansir KNBC TV menulis pria itu membawa sarung gitar berisi kapak.
Setelah merusak plakat, pria itu "menelepon polisi dan mengatakan dia sudah melakukan tindakan vandalisme atas Bintang Donald Trump dan bilang sampai jumpa," kata Letnan Karen Leong, polisi Hollywood.
Para petugas keamanan di daerah itu berusaha untuk turun tangan tetapi tidak dapat menghentikan pria itu karena mereka tidak memiliki kekuatan polisi, katanya.
"Saya pikir mereka melakukan yang terbaik yang mereka bisa," tambah Kapten Leong.
Pada saat petugas tiba di tempat kejadian, pria itu pergi, kata Leong.
Sekitar satu jam kemudian, para pejabat mengatakan dia berjalan ke markas polisi Beverly Hills, mengidentifikasi dirinya dan mengatakan dia ingin menyerahkan diri. Petugas LAPD segera membawanya ke tahanan.
Polisi mengidentifikasi pria itu bernama Austin Clay 24 tahun. Dia diciduk karena dicurigai melakukan kejahatan vandalisme dan ditahan dengan jaminan 20.000 dolar AS atau sekitar Rp288,5 juta.
Sejak kampanye presiden 2016, bintang Trump telah mengalami beberapa episode vandalisme yang dipublikasikan, termasuk simbol swastika bercat semprot dan ikon "bisu".
Orang-orang yang melihatnya ketika mereka lewat terlihat menginjaknya, meludahi dan menulis di atasnya. Foto tumpukan kotoran anjing di bintang itu beredar dua tahun lalu.
Pada bulan Oktober 2016, seorang pria tertangkap di video sedang merusak bintang dengan palu godam. Dia didakwa dengan kejahatan vandalisme.
Sejauh ini, para pejabat Walk of Fame tidak beraksi dalam menghadapi serangan berulang terhadap bintang Trump dan terus membiarkannya ditampilkan di depan umum. (an/rtr)