Bina Sepak Bola Wanita, Djarum Foundation Cari Bibit Muda di Surabaya
Bakti Olahraga Djarum Foundation membuat gebrakan baru dalam pembinaan olahraga di Indonesia. Kini, sepak bola wanita menjadi salah satu fokus pembinaan ke depan.
Hal ini dibuktikan dengan menggelar turnamen sepak bola wanita KU-10 dan KU-12 bertajuk Milk Life Socce Challenge seri pertama yang berlangsung di Lapangan Bogowonto, Surabaya, 2-5 Mei 2024. Sebanyak 58 tim dari sekolah dasar (SD) maupun Madrasah Ibtidaiyah turut ambil bagian meramaikan ajang ini.
Selain itu, adapula coaching clinic bagi para guru atau pelatih masing-masing sekolah dari mantan Pelatih Timnas Sepak Bola Putri Indonesia, Timo Scheunemann.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengatakan, Surabaya menjadi kota pertama yang disinggahi karena Jawa Timur menjadi barometer sepak bola nasional dengan jumlah pemain dan klub yang banyak.
"Ini seri pertama di luar Kota Kudus kami pilih Surabaya. Nanti akan ke kota lainnya untuk terus mengembangkan ekosistem sepak bola putri, agar makin berkembang, makin kinclong, agar bisa memenuhi keinginan kami lolos ke piala dunia sepak bola wanita," ungkap Yoppy.
Yoppy menjelaskan, Djarum Foundation melihat ada potensi besar dari anak-anak negeri untuk bisa mengharumkan nama bangsa. Hanya saja, selama ini kurang ada keseriusan dalam pembinaan.
"Semua fokus sepak bola putra, putri terbengkalai bahkan sampai sekarang kompetisi tidak ada. Kami melihat potensi yang ada dan punya daya saing baik, maka kami putuskan membina sepak bola putri dari ekosistem dan permasalahan yang ada," ujarnya.
Karena itu, ia menegaskan bahwa kegiatan ini tidak akan berhenti di sini saja, namun ada seri lain. Bahkan, akan rutin digelar tiap tahun untuk menggairahkan pembinaan sepak bola wanita.
Sementara itu, Head Coach Milk Life Socce Challenge Timo Scheunemann mengatakan, sangat senang karena terlibat dalam kegiatan ini.
Ia mengaku, memang selama ini kendala dalam pengembangan sepak bola wanita karena tidak ada keseriusan hal ini tak lepas dari pemikiran negatif. Padahal, Indonesia memiliki potensi cukup besar.
"Tantangan banyak, ini indonesia. Melawan pemikiran negatif, cewek kok main bola, panas nanti item. Tantangan berikutnya adalah ekosistem, sehingga ini kami buat menggaungkan di sekolah dulu, kemudian SSB," ujar Timo.
Melalui kegiatan ini, mantan Pelatih Persema Malang itu berharap semakin banyak perempuan Indonesia yang senang bermain sepak bola. Pada akhirnya membawa prestasi bagi Indonesia.