BIN Bantah Ikut Mengatur Penangkapan Habib Rizieq Shihab
Badan Intelejen Negara (BIN) membantah bahwa penangkapan Habib Rizieq Shihab oleh Polisi Arab Saudi ada keterlibatan intelejen Indonesia seperti ditulis akun Twitter HRS.
Juru Bicara Kepala BIN, Wawan Hari Purwanto dalam keterangan tertulisnya mengatakan BIN dituduh mengganggu HRS adalah tidak benar.
"Apalagi dikatakan bahwa ada anggota BIN mengontrak rumah di dekat kontrakan HRS. Kemudian ada yang memasang bendera maupun mengambil CCTV di kontrakan HRS. Itu sama sekali tidak benar," katanya.
Ditambahkan Wawan, semua hanya pandangan sepihak. Tuduhan pemasangan bendera Tauhid di tembok juga tidak ada bukti bahwa yang memasang adalah BIN. Apalagi memfoto kemudian lapor ke Polisi Saudi.
"BIN justru menghendaki agar masalah cepat selesai dan tuntas, sehingga tidak berkepanjangan dan berakibat pada berkembangnya masalah baru. Apalagi di luar negeri, dimana sistem hukum dan pemerintahannya berbeda," katanya.
Lanjut Wawan, BIN bertugas melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia termasuk HRS.
"Tidak benar jika ada anggapan bahwa HRS adalah musuh. Semua adalah anak bangsa yang masing-masing memiliki pemikiran yang demokratis yang wajib dilindungi," katanya.
Jika ada sesuatu yang kurang pas, kata Wawan, wajib diingatkan. Menurutnya Saudi adalah negara berdaulat yang tidak bisa diintervensi oleh Indonesia.
"Operasi intelijen di negara lain adalah dilarang. Mereka bisa dipersona non grata atau dideportasi atau bahkan dijatuhi hukuman sesuai dengan UU yang berlaku di negeri itu. Tidak benar ada dendam politik," katanya.
Menurut Wawan, BIN adalah lembaga negara yang tetap ada meskipun silih berganti kepemimpinan nasionalnya, dan berkewajiban menjaga agar program pembangunan berjalan lancar demi kesejahteraan rakyat.
Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan, dengan duduk bersama maka semua bisa teratasi. BIN tidak pernah mempermasalahkan aliansi politik HRS. Menurut Wawan, itu hak seseorang dan sah-sah saja.
BIN ingin agar anak bangsa ini tidak terpecah karena beda pandangan. Perbedaan adalah memperkaya khasanah kebangsaan dan bukan alasan untuk terpecah.
Katanya, Bagi BIN tidak mengenal istilah kriminalisasi, semua warga negara memiliki hak dan kewajiban serta kedudukan yang sama di depan hukum.
Bahkan,
BIN selalu siap membantu HRS, sebagaimana Kedubes RI juga siap membantu jika HRS dalam kesulitan, termasuk memberikan jaminan atas pelepasan HRS.
"Jadi tuduhan bahwa BIN merekayasa penangkapan HRS oleh Polisi Saudi adalah hoax," kata Wawan. (asm)