10 Hari Gelar Rapid Test Massal, BIN Temukan 1.815 Orang Reaktif
Rapid test massal digelar Badan Intelijen Negara (BIN) di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur sejak 29 Mei 2020. Dari awal digelar hingga 7 Juni lalu, terdapat lebih dari 12.000 warga yang sukarela mengikuti program tersebut.
Head of Medical Intelligence, Dr Sri Wulandari, salah satu dokter yang menangani rapid test Covid-19 mengatakan, total orang yang mengikuti rapid test sejumlah 12.629 orang.
"Rapid test massal ini digelar sebanyak 18 kali di 10 titik di Surabaya, dan 1 titik di Sidoarjo," terangnya kepada awak media.
Dari 12.629 orang yang mengikuti rapid test massal, sebanyak 12.163 mengikuti agenda BIN tersebut di 10 titik yang digelar di Surabaya. Hasilnya 1.761 reaktif. Sementara di satu titik, yakni Pasar Taman Wonocolo, Sidoarjo, ada 466 yang mengikuti rapid test. Hasilnya 54 orang reaktif.
Menurut penjelasan dokter Wulan, dari total yang mengikuti rapid test ada sekitar 14,70 persen hasilnya reaktif.
"Angka reaktif di tiap lokasi mengalami tingkat yang berbeda-beda. Sebab, hal itu juga tergantung dari jumlah warga yang mengikuti rapid test," sambung dia.
Meski angka reaktif berbeda, dokter Wulan menyebut bahwa jumlah warga yang reaktif hasil dari rapid test ini mengalami trend yang cukup tinggi. Bahkan, di tiap lokasi angkanya stabil setiap harinya.
"Jadi menurut saya kalau dari sejak hari pertama itu angkanya stabil ya, stabil maksudnya tinggi. Misal di lokasi A jumlah peserta 700 yang reaktif 100, di lokasi B itu hampir sama begitu meskipun angkanya berbeda," jelas dokter Wulan.
Mereka yang hasil rapid test menunjukan reaktif langsung dilakukan penanganan swab test, atau Polymerase chain reaction (PCR) untuk memastikan positif atau negatif Covid-19.