Bill Burns, Eks-Diplomat Jadi Kepala CIA Pilihan Biden
Bill Burns ditunjuk menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen AS (CIA) menggantikan Gina Haspel. Mantan diplomat yang cakap berbahasa Arab dan Rusia itu, menjadi orang pilihan Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden.
"Bill Burns adalah seorang diplomat dengan pengalaman panjang di berbagai belahan dunia demi menjaga rakyat dan negara kita aman," kata Biden dalam pernyataan pers, seperti dilansir Reuters, Selasa 12 Januari 2021.
Penunjukan Burns oleh Biden harus menunggu persetujuan dari Senat. Apalagi saat ini Partai Demokrat yang mendukung Biden bakal menjadi mayoritas di Senat.
Senat menyetujui Burns menjabat lima posisi berbeda selama 33 tahun belakangan, termasuk mengepalai Divisi Timur Tengah Kementerian Luar Negeri AS pada 2003. Saat itu AS menyerbu Irak yang dituduh menyimpan senjata pemusnah massal.
Namun, Burns pun bakal dicecar terkait program nuklir Iran dan insiden tewasnya dua diplomat serta dua tenaga keamanan yang disewa CIA di Benghazi, Libya pada 2012. Peristiwa di Libya itu diabadikan dan didramatisasi dalam film 13 Hours : Secret Soldier of Benghazi.
Burns yang dikenal fasih berbahasa Arab dan Rusia sempat menjabat sebagai Duta Besar Moskow pada 2005 sampai 2008. Dia menjadi salah satu pihak yang menengahi kesepakatan nuklir Iran pada 2015 yang diteken oleh Presiden Barack Obama.
Selain didapuk menjadi Kepala CIA, Biden juga meminta Burns memimpin lembaga penasihat yang khusus dibentuk guna memberi masukan untuk menghadapi China.
Biden berharap Burns bisa segera bekerja di hari pertama dia dilantik, karena Donald Trump menghambat proses transisi pemerintahan dan mempertahankan klaim ada indikasi kecurangan dalam pemilu.
"Bill akan membawa penyegaran terhadap kepemimpinan CIA yang selama masa pemerintahan Trump terpinggirkan," kata mantan Kepala Badan Intelijen Inggris (MI6), Sir John Sawers.
Fraksi Demokrat yang akan memimpin Komisi Intelijen di Kongres juga menyambut baik keputusan Biden menunjuk Burns sebagai Kepala CIA.
"Sebagai diplomat karir di bawah pemerintahan yang dikuasai Demokrat dan Republik, dia memperlihatkan diri sebagai orang yang cerdas dan pelayan masyarakat yang cakap dan bebas dari kepentingan politik," kata calon Ketua Komisi Intelijen Senat AS, Mark Warner.
Advertisement