Bila Perjuangan Sekadar Simbol, Umat Islam Sulit Berjaya
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan, umat Islam sulit untuk berjaya bila kemenangan Islam hanya dimaknai sekadar pada penyematan identitas simbolik. Seperti nama ataupun kemasan yang bercirikan Islam.
Padahal, apakah sesuatu itu Islami atau tidak, tidak dapat disimpulkan hanya dari tampilan lahiriah seperti nama atau simbol-simbol Islam, tapi melalui sistem yang berlaku di dalamnya.
“Mengembangkan bisnis yan jujur tanpa dilabeli syariah itu kan lebih syariah. Menjual produk lebih murah itu kan sudah syar’i,” tutur Abdul Mu'ti, dalam keterangan Senin, 4 Januari 2021.
Mudahnya umat muslim terkecoh oleh simbol, menurutnya mengakibatkan proyek strategis keumatan seringkali terbengkalai daripada selesai.
Abdul Mu’ti mencontohkan negara mayoritas muslim seperti Indonesia kalah oleh negara mayoritas non muslim seperti Thailand dalam menguasai pasar halal dunia dan pariwisata halal dunia. Dalam skala yang lebih luas, umat muslim juga masih menjadi konsumen daripada produsen.
“Makanya saya bilang bagaimana orang Buddha bisa menangkap peluang bisnis halal dan dia mau melakukan itu karena dia melihat ada profit yang luar biasa, sementara kita ini yang umat Islam itu lebih banyak bertarung dengan simbol dan slogan daripada bertarung secara langsung,” tutur Mu'ti, yang pernah disampaikan dalam pengajian daring Ahad pagi PCM Gunungpati II Semarang, Minggu.
Karena itu, Abdul Mu’ti berharap umat Islam selain mulai menguatkan persatuan dengan sesamanya, juga mulai meluaskan tafsir bahwa selain ada perintah perjuangan yang tekstual secara teologis, ada perintah lain yang kontekstual sesuai zaman.
Advertisement