Bila Hujan Menambah Kekhusyukan, Ribuan Warga Mujahadah Pejuang NU
Semakin malam ribuan massa yang gerah karena udara panas terus memadati lokasi acara. Keberkahan pun tiba ketika selesai berdoa dan mendengar taujihat Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar, tiba-tiba gerimis turun. Semakin malam hujan pun mengguyur arena kegiatan di sepanjang Jalan Pahlawan hingga Jalan Alun-alun Contong Surabaya, menjadikan suasana hati warga Nahdliyin teduh dan khusyuk.
Begitulah terlihat pada Mujahadah Pejuang NU di Gedung HBNO (Kantor PBNU pertama pada 1926), Surabaya, Sabtu (9 November 2024) malam.
Pada kesempatan itu, Rais Syuriah PBNU Prof KH Mohammad Nuh menegaskan bahwa gelar pahlawan saja tidak cukup bagi pejuang NU, apalagi namanya dijadikan nama jalan di sebuah daerah. Namun pahlawan justru menagih realisasi empat janji kemerdekaan dalam Pembukaan UUD 1945.
"Perhatian pemerintah kepada NU (ulama) itu justru wajar, karena 50 persen warga Indonesia adalah NU (50-58 persen)," katanya dalam Pidato Kemerdekaan PBNU.
Acara mujahadah itu dihadiri Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KHA Matin Djawahir, Ketua PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz, Rais Syuriah PCNU Surabaya KH Dzulhilmi, Ketua PCNU KH Masduki Toha, dan belasan ribu pengurus NU se-Jatim.
"Kemerdekaan RI memang tak lepas dari Resolusi Jihad NU di Kantor HBNO. Jadi, perhatian pemerintah kepada NU itu sesuai kontribusi NU kepada negeri ini, bahkan kalau tidak perhatian justru menyalahi fakta," katanya dalam acara yang berlangsung hingga larut malam itu.
Kepahlawanan dan Pengorbanan
Namun, perhatian itu bukan sekadar gelar pahlawan, nama jalan, dan lainnya. Karena gelar atau nama jalan saja itu tidak cukup, melainkan para pejuang justru berharap pengorbanan mereka dihargai dengan realisasi empat janji kemerdekaan dalam Pembukaan UUD 1945.
"Kepahlawanan atau pengorbanan pahlawan itu ibarat, ruh, modal, atau investasi dari kemerdekaan, namun realisasi empat janji kemerdekaan dalam Pembukaan UUD 1945 itu justru lebih penting untuk kemajuan bangsa dan negara ini," katanya.
Empat janji kemerdekaan dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan kesulian sosial.
"Untuk memenuhi Janji Kemerdekaan itu, ada tiga langkah penting yakni investasi pendidikan, kesehatan, dan potensi ekonomi. Pendidikan yang berkualitas untuk generasi sekarang adalah investasi masa depan, karena merekalah pemimpin pada 20 tahun kedepan," katanya.
Investasi yang juga penting adalah kesehatan dan potensi ekonomi, karena tahun 2040 akan lahir 70 persen penduduk produktif di Indonesia, sehingga kesehatan adalah kekuatan fisik dan ekonomi adalah kekuatan non-fisik yang penting pada era itu (tahun 2040).
"Kalau tiga langkah itu tidak ada, maka kuantitas akan menjadi disaster," kata Nuh dalam Malam Mujahadah Pejuang yang juga diisi dengan ijazah oleh Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KHA Matin Djawahir dan istighotsah oleh Syuriah PCNU Surabaya itu.
Dalam acara yang juga diisi dengan pembacaan Naskah Resolusi Jihad NU yang diberi pengantar oleh Ketua PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz itu, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar mengingatkan pentingnya "sami'na wa atho'na" (tegak lurus ulama/pemimpin) dalam NU.
"Apalagi, saat ini kebebasan sudah desruptif dan daulat banyak dipegang rakyat tanpa tabayyun (klarifikasi) dan tatakrama (akhlak), padahal para ulama NU justru menghadiahkan kebersamaan sebagai bangsa dan negara serta merangkul berbagai perbedaan dengan dakwah ala walisongo, karena itu 'tegak lurus' itu penting," katanya.