Anak Punk Menghilang Tibum Datang
Harusnya, Trantibum datang baru anak punk menghilang. Bukan dibalik, anak punk menghilang baru Trantibum datang.
Sedikit ironi memang, tapi ini benar terjadi di Lamongan. Para anak jalanan tahu-tahu menghilang ketika hendak ditertibkan. Trantibum pun kecelik, tak ada yang bisa diseret masuk ke dalam mobil penertiban.
Rencana operasi bocor? Sejauh berita ini diturunkan belum ada kebocoran yang bisa dikonfirmasikan.
Jelasnya, operasi anak jalanan yang dilakukan petugas Ketentraman dan Ketertiban Umum (Trantibum) Babat, Lamongan, tidak berhasil menangkap satu pun anak jalanan pada Jumat, 8 Februari 2019
Selama operasi petugas menyisir beberapa titik yang selama ini menjadi tempat mangkal anak punk. Di antaranya pertigaan Depot Mira, Pasar Agrobis, dan SPBU Plaosan.
Trantibum digelar setelah banyak aduan masyarakat yang diresahkan oleh aktivitas anak punk di wilayah itu.
"Operasi sudah kami gelar, khususnya untuk anak-anak punk itu, namun tak ada satu pun yang terlihat berkeliaran," kata Kirdi, Kasi Trantibum Babat.
Diketahui, wilayah Babat menjadi kota kedua setelah kota Lamongan yang "dijajah" anak punk. Penampilan dan atributnya nyleneh sehingga meresahkan masyarakat umum.
Ningsih, warga Babat, menyebutkan, anak-anak punk itu biasanya ngamen rame-rame di trafick light Babat. Mereka cukup menggangu warga, apalagi penampilan mereka juga terlihat seperti kriminil.
Tidak berbeda jauh dengan anak punk yang biasa mangkal di SPBU Plaosan. Belasan anak punk sering berkumpul dan tidur di area tersebut.
"Sudah bosan mengusir. Tapi selalu datang lagi. Biasanya mereka datang tengah malam dan tidur di pekarangan kantor SPBU," cetus Minto karyawan SPBU.
Yang membuat kesal Minto dan karyawan SPBU lainya, anak-anak punk itu selalu meninggalkan sampah di sembarang tempat dan mengotori SPBU.
Lalu kemana mereka pergi? Sepertinya mereka tahu kalau hendak dioperasi. Padahal kalau tidak ada rencana operasi mereka biasa terlihat keleleran baik lelaki maupun anak perempuannya. (tok)