Bikin Replika Samurai, Pemuda Banyuwangi Ini Raup Ratusan Juta
Sektor ekonomi kreatif di Banyuwangi menunjukkan perkembangan yang baik. Banyak anak-anak muda Banyuwangi yang merintis usaha kreatif dan berhasil meraup omset puluhan juta. Tidak sedikit dari mereka merupakan pemuda yang tinggal di desa.
Salah satu anak muda kreatif yang usahanya mulai berkembang adalah Muhammad Rijal Said, 26 tahun. Pemuda asal Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi ini berhasil meraup omzet Rp40 juta per bulan dari pembuatan replika pedang samurai.
Pemuda ini mendapatkan inspirasi usahanya dari kegemarannya pada anime. Memanfaatkan limbah kayu jati, Rijal membuat replika pedang samurai. Produksinya kemudian dipasarkan melalui market place. Ternyata, hasil karyanya diminati. Produknya dibeli penggemar anime Jepang dari berbagai kota di Indonesia, mulai Surabaya, Jakarta, hingga Bandung. Dia kini sudah memiliki enam pegawai.
"Awalnya modal Rp50.000, saya buat sendiri pedang samurai dari limbah kayu jati," kata Rijal.
Rijal memulai usahanya pada 2017. Awalnya semua dia kerjakan sendiri. Satu replika pedang samurai buatannya dibanderol Rp200- 250 ribu. Dia pun membuka lapak di salah satu platform penjualan online dengan nama “Cacaek Shop Handmade”.
"Setelah itu saya coba jual online ternyata langsung laku. Dari situ saya memberanikan diri untuk fokus ke usaha ini," ungkapnya.
Selain usaha produksi replika samurai, ada juga anak-anak lulusan SMK yang memiliki usaha konveksi pakaian kekinian. Mulai celana, kemeja, dan lainnya ini dikerjakan oleh lulusan SMK. Ada 22 penjahit lulusan SMK yang terlibat dalam usaha ini.
Konveksi ini menghasilkan ribuan pakaian, yang telah tersebar ke berbagai daerah. Dalam sebulan omsetnya tembus Rp50 juta. Usaha ini telah memberdayakan pemuda sekitar untuk mengurangi pengangguran.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, saat ini di Banyuwangi terus bermunculan anak-anak muda kreatif yang mengembangkan berbagai jenis ekonomi kreatif di Desa-desa. Menurutnya, anak-anak muda sekarang memiliki citra rasa tersendiri.
"Dalam setiap hal mereka ingin sesuatu yang berbeda, termasuk mengembangkan usaha," kata Ipuk.
Hal inilah yang mendasari Pemkab Banyuwangi terus membuat agenda yang mendorong peningkatan kreativitas anak-anak muda. Seperti beberapa waktu lalu, Banyuwangi menggelar Moeslem Fashion Festival untuk mendorong desainer muda meningkatkan kreativitasnya.
Banyuwangi juga memiliki program Jagoan Tani, Jagoan Bisnis, dan Jagoan Digital. Program-program ini menginkubasi anak-anak muda untuk mengembangkan sektor kreatif usaha bisnis dan pertanian.
"Serta banyak program-program Banyuwangi yang melibatkan anak-anak muda," pungkasnya.
Advertisement