Bikin Jembatan Lengkung Baja Terpanjang, Bangun Kios di Perbatasan Papua
Inilah jembatan tipe pelengkung baja terpanjang di Papua. Namanya jembatan Holtekamp. Jembatan dengan panjang 732 meter ini berada di atas teluk Youtefa, menghubungkan kota Jayapura dengan Distrik Muara Tami.
Jika jembatan ini selesai, perjalanan darat dari Jayapura ke perbatasan Skouw yang biasanya ditempuh dengan perjalanan 2,5 jam bisa tinggal 60 menit. Asyik kan?
Saat ini, dua bentang sudah berdiri megah dan kokoh di antara keindahan alam Papua. Tinggal satu bentang lagi jembatan sudah bisa digunakan. Diperkirakan, pembangunan jembatan yang direncanakan tuntas September 2018 bisa rampung lebih cepat; Juli 2018.
Masing-masing bentang utama jembatan berwarna merah itu panjangnya 112,5 meter. Tinggi 20 meter dan berat 2 ribu ton. Bentang jembatan dibikin utuh di PT. PAL Indonesia di Surabaya. Pengiriman bentang utama jembatan itu dilakukan dengan kapan sejak akhir tahun lalu.
Proyek jembatan di tanah paling timur Indonesia itu dibiayai Kemeterian PUPR senilai Rp 943 miliar. Pengerjaannya dilakukan konsorsium PT PP, PT Hutama Karya, dan PT Nindya Karya.
Pembangunan jalan raya menuju jembatan ini dilakukan Pemerintah Provinsi Papua. Tahun ini, pembangunan akse jalan penunjang jembatan ini juga dipastikan tuntas.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan, pembangunan jembatan ini untuk memperlancar konektivitas dan mengembangkan wilayah Kota Jayapura ke Timur, ke arah Skouw. Dengan demikian akan muncul pusat ekonomi baru di wilayah perbatasan ini.
"(Keberadaan jembatan) akan mengendalikan laju perkembangan Kota Jayapura di bagian Barat yang berupa pegunungan dan sangat beresiko merusak hutan sebagai wilayah tangkapan air bagi keberlanjutan Kota Jayapura," jelasnya usai meninjau lapangan pekan lalu.
Untuk merangsang tumbuhnya pusat ekonomi baru perbatasan Skouw, Jayapura, juga dibangun 304 kios. Pembangunan ini merupakan tahap kedua setelah pembanguan kawasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) diresmikan Presiden Jokowi Mei 2017 lalu.
"Pembangunan PLBN Skouw tidak hanya untuk gagah-gagahan, namun sebagai embrio pertumbuhan ekonomi di perbatasan. Saat ini sedang dibangun pasar sebanyak 304 kios, untuk mengakomodasi pasar-pasar yang sebelumnya ada dan insyaAllah akan diselesaikan Agustus 2018 ini," tutur menteri lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini.
Saat ini, pembangunan kios sudah berjalan 80,78 persen. Pekerjaan yang sedang dilakukan adalah pemasangan penutup atap pasar, pemasangan atap Pos Polisi, pengecatan dinding Pos TNI, pekerjaan struktur bawah Masjid, pekerjaan rumah dinas Polisi dan penyelesaian lantai Amphiteater.
Luas kawasan yang dikembangkan 12,20 hektar dengan total luas bangunan 9.921 m2 meliputi : pasar dan area komersial seluas 3600 m2, fasilitas umum (rest area, ATM Center, Masjid, Gereja), fasilitas sosial (plaza dan ruang terbuka hijau, gedung serbaguna, foodcourt, parkir kendaraan), mess pegawai, wisma Indonesia dan pos TNI/POLRI.
Total anggaran untuk pembangunan kawasan Skouw sekitar Rp 246 miliar yang dikerjakan oleh kontraktor PT. Nindya Karya. "Nanti juga akan ada terminal, yang pengaturannya akan dilakukan oleh Kementerian Perhubungan yang akan mendukung sebagai pusat kegiatan pertumbuhan ekonomi, destinasi wisata dan kesenian," tambah Menteri Basuki.
Selain itu juga dikembangkan infrastruktur permukiman, terutama Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) 50 liter/detik antara lain untuk melayani 577 Sambungan Rumah. Di kawasan perbatasan Skouw juga telah dibangun 50 unit Rumah Khusus bagi masyarakat perbatasan di Kampung Skouw, Distrik Muaratami.
Unit rumah khusus dimaksud memiliki Tipe 36 yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan 1 ruang tamu, yang dilengkapi dengan jalan lingkungan, air bersih, sanitasi, drainase dan listrik. (*/azh)
Advertisement