Bidan NTT Semangat Kuliah di Unair, Meski Mengidap Kanker Ganas
Senyum tersungging di bibir Luisa Octoviana Luama yang hari ini resmi dilantik profesi Bidan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair). Perjuangan dan semangat pantang menyerah ditunjukkan wanita asal Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menyelesaikan pendidikannya, meski ia sedang mengidap kanker tiroid.
Ibu dari tiga orang ini menceritakan, setiap satu bulan sekali ia harus menjalani terapi di Poli Kedokteran Nuklir RSUD Dr. Soetomo. Hal ini karena kanker di tubuhnya terus tumbuh meski sudah diangkat Tahun 2015 silam.
“Awalnya saya berobat ke Bandung, namun setelah saya menjadi mahasiswa FK Unair, Saya pun berpindah berobat di RSUD Dr. Soetomo,” terangnya usai pelantikan, Rabu, 2 Maret 2022.
Bukan tanpa alasan ia ingin melanjutkan pendidikannya di Unair di tengah kondisinya yang sedang sakit. Bidan Luisa ingin menambah kemampuannya di bidang kebidanan.
"Saya sudah bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Eskalarik, Kupang sejak Tahun 1999. Awalnya saya mulai dari Polindes, Puskesmas hingga rumah sakit deerah itu berdiri. Tapi lama kelamaan ada rasa tidak puas dari dalam hati," ujar Luisa.
Ia merasa ilmu pengetahuan yang ia dapat tidak berkembang, seperti katak dalam tempurung dan karirinya stagnan selama puluhan tahun. "Sementara saya ingin membawa perubahan, paling tidak di rumah sakit tempat saya bekerja," ungkapnya.
Bidan Luisa juga menyadari, ilmu kebidanan setiap tahunnya mengalami perkembangan untuk itu ia pun melanjutkan pendidikannya di Unair.
“Ilmu kebidanan saat ini sangat berkembang dengan beragam evident base yang ada. Kalau kita hanya berpatokan pada ilmu yang kita dapatkan tahun 1990-an, kita tidak bisa mengcover tindakan yang sebenarnya jadi tupoksi kita,” paparnya.
Ditambah, di rumah sakit tempatnya bekerja belum ada yang lulusan profesi S1. Rata-rata lulusannya D3 bahkan tak sedikit yang lulusan D1. Bidan Luisa adalah satu-satunya lulusan S1 profesi kebidanan di RSUD yang telah berdiri 13 tahun silam itu.
Atas dorongan itulah, Bidan Luisa memilih merantau ke Jawa. Selain melanjutkan studi alih jenis di FK Unair, ia juga sekaligus melanjutkan terapinya agar tidak bolak balik NTT-Jawa yang tentu memakan waktu dan biaya.
Proses menjalani studi profesi kebidanan di FK Unair bukanlah hal yang mudah bagi bidan yang mendapat beasiswa Kemenkes. Ia harus meninggalkan anak dan suaminya selama empat tahun.
Selain itu, kanker tiroid yang dideritanya sering membuatnya kelelahan dan kerap merasa sesak napas. "Kalau sedang rindu atau merasa sakit, saya kembali ke niat awal saya, ingin membawa perubahan di daerah saya. Karena itu perjuangan saya selama ini, saya jalani dengan hari riang dan gembira," pungkasnya.