Bicycle Artwork, Tugu Sepeda DKI Jakarta Rp800 Juta
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah membangun Tugu Sepeda di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Tugu sepeda berbentuk sebuah ban sepeda raksasa. Pembangunan senilai Rp800 juta ini menggunakan dana yang berasal dari kewajiban pihak ketiga atau swasta.
Selain untuk membangun Tugu Sepeda, Pemprov DKI Jakarta juga membangun 11 koridor atau jalur sepeda permanen di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat. Secara total, proyek pembangunan Tugu Sepeda dan jalur sepeda permanen ini mencapai Rp28 miliar.
Komunitas pesepeda Brompton Owner Kelapa Gading dan Sekitarnya (BOGAS) mengkritik pembangunan Tugu Sepeda di Jakarta. "Kami dari komunitas kurang setuju karena momennya kurang tepat. Walaupun anggaran dari swasta, namun akan lebih baik bila dialihkan," ujar Ketua BOGAS Chriswanto.
Guru Besar Emeritus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Emil Salim mengkritik pembangunan tugu sepeda. Dia mempertanyakan alasan pemerintah DKI Jakarta tidak menggunakan anggaran tugu sepeda untuk keperluan yang lebih bermanfaat, seperti pendidikan.
"Mengapa uang tidak diutamakan pendidikan ketimbang patung," cuitnya dalam akun Twitter @emilsalin2010.
Penjelasan Wagub DKI soal Dana Rp800 Juta
Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menanggapi kritikan tersebut dengan santai. Menurutnya, dana Rp800 juta untuk pembangunan tugu sepeda telah melalui berbagai kajian. Anggaran itu pun tidak berasal dari APBD DKI Jakarta 2021. Namun dari pihak lain atau swasta.
"Ya semua itu tentang biayanya kan sudah dikaji dan diteliti oleh konsultan," kata Riza.
Riza mengatakan anggaran Rp800 juta dikeluarkan juga untuk menghargai seniman dalam membangun tugu sepeda. Politikus Gerindra itu mengklaim tugu sepeda tersebut bakal mempercantik Jakarta.
"Tentu nanti akan jadinya akan baik, cantik, menarik dan menjadi ikon di Jakarta. Tempat selfie bagi teman-teman milenial, dan ini bentuk penghargaan kita bagi pesepeda," ujarnya.
Bicycle Artwork
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, pembangunan jalur sepeda di Jalan Sudirman-Thamrin seiring sejalan dengan pembangunan tugu sepeda atau yang disebut bicyle artwork. Tugu sepeda akan dirancang bentuk lingkaran atau bundar. Bentuk dasar tersebut mengambil dasar bentuk roda sepeda, yang melambangkan pergerakan yang dinamis.
Lalu, lanjut Syafrin Liputo, bentuk dasar bundar tersebut dibagi menjadi beberapa ukuran yang berbeda, dan pada pusatnya terletak ukuran yang paling besar. "Lingkaran dengan ukuran terbesar tersebut akan dicetak bentuk cakram, suatu komponen sepeda yang memiliki hirarki tertinggi, pusat rotasi dan merupakan penggerak utama dari sepeda tersebut," kata dia.
Sedangkan pada cakram tersebut akan dicetak pula landmark sebagai simbol kebanggaan Kota Jakarta. Lalu, pada area sisanya akan dicetak infografis yang bersifat edukatif mengenai sepeda. Seperti, dampak positif bersepeda, sejarah bentuk sepeda, ataupun nama-nama perangkat yang menyusun sepeda.
Lalu pada bagian dalam tugu, seluruhnya diberi warna coklat, sisi dalam ini menghadap arah pedestrian atau area bagi pejalan kaki. Adapun tugu ini diletakan di atas trotoar di depan Indofood tower. Bahan yang digunakan yaitu material reflektif stainless steel.
"Material reflektif yang digunakan juga memberikan kesan statis-dinamis. Statis ketika tidak ada interaksi apapun, tetapi ketika pejalan kaki atau pesepeda melewati area itu akan terpantul, sehingga bersifat interaktif dan menjadi dinamis," pungkas Syafrin Liputo.