Bicara Stunting, Jokowi Teringat Waktu Kecil Makan Telur Dibagi 4
Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) agar terbebas dari stunting. Data Bank Dunia yang menyebut 54 persen tenaga kerja Indonesia sempat mengalami stunting harus segera diperangi.
"Kita akan fokus pekerjaan lima tahun ke depan. Pembangunan SDM agar bisa berkompetisi dengan negara-negara lain. Yang dikerjakan pemerintah provinsi, kabupaten/kota harus sama dengan gagasan besar, sama perencanaannya serta sama ide besarnya," kata Joko Widodo saat peresmian Musrenbangnas di Istana Negara, Senin, 16 Desember 2019.
Menurut Jokowi, angka kematian ibu dan anak yang masih tinggi harus segera diatasi.
"Angka kematian ibu dan anak, ibu dan bayi tolong bisa serius diperhatikan. Angka kita masih gede sekali urusan ini. Ada yang perlu kita perbaiki di sini," kata Jokowi.
Persoalan ini harus diatasi bersama. Adanya stunting dan kurang gizi misalnya, campur tangan pemerintah pusat saja tidak cukup. "Perlu peran pemerintah daerah terutama yang sudah pada posisi petanya merah. Semua daerah sama provinsi ada semuanya," ujarnya.
Menurut Jokowi, pemerintah saat ini telah merencanakan selama lima tahun ke depan harus ada penurunan stunting hingga ke 19 persen.
"Dalam perencanaan angkanya 19, tapi saya nggak mau. Saya mintanya 14 persen. Perencanaan 19, tapi saya minta, presiden minta 14 persen," ujarnya.
Untuk mempercepat penurunan ini salah satunya dengan meningkatkan pemberiaan protein kepada anak. Dia lantas mencontohkan ketika kecil sering makan telur dibagi empat dengan keluarganya.
"Dulu saya ingat di sekolah itu ada pembagian kacang ijo, setiap Sabtu ada minum susu. Itu murah. Itu harus kita lakukan. Ke sekolah suruh makan telor. Saya ingat dulu makan telornya seperempat. Kalau sekarang telur satu murah sekali. Ayo bagi, bagi," ujarnya.
Advertisement