Bibibi, Tradisi Sedekah kepada Anak-anak di Akhir Ramadan
Tidak diketahui sejak kapan tradisi Bibibi atau sedekah makanan, minuman, hingga uang saku muncul di Probolinggo. Yang jelas, warga di sejumlah kampung di Kota Probolinggo masih melestarikan tradisi itu.
Salah satu tradisi Bibibi itu digelar di Jalan Panglima Sudirman Gang Mangga, RT 03/RW 2, Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Sabtu sore, 6 April 2024.
Sejak usai salat ashar, puluhan anak berkumpul di kampung tersebut. Mereka menunggu warga setempat yang hendak berbagi makanan, minuman, hingga uang saku.
Begitu salah seorang anak menyeru, "Bibibi, Bibibi, Bibibi, ...". Beberapa saat kemudian anak-anak hingga remaja berdiri antre di depan rumah warga yang hendak berbagi.
Tuan rumah kemudian membagikan kue, minuman, hingga lembaran uang Rp2.000 hingga Rp5.000. Karena yang disasar "pasukan" Bibibi relatif banyak, anak-anak sengaja membawa kantung plastik (kresek) untuk wadah makanan, minuman, uang saku pemberian warga.
"Tradisi Bibibi sudah berumur 100 tahun lebih, sebab saat saya masih anak-anak, nenek bercerita sudah ada Bibibi," kata Sulistiorini, 62 tahun, Ketua RT 03, RW 02, Kelurahan Wiroborang.
Tradisi Bibibi sebenarnya dimaksudkan untuk memberikan kegembiraan bagi anak-anak yang menjalankan puasa Ramadan. Karena itu Bibibi digelar pada akhir Ramadan seperti malem petoklekoran (malam ke-27) Ramadan.
Anak-anak pun menyambut Bibibi dengan senang dan antusias. "Senang beramai-ramai dapat kue, minuman, dan uang saku," kata Kamalia Nuril Karomah, bocah Wiroborang yang ikut Bibibi.
"Di kampung saya di Kraksaan juga ada Bibibi, sudah ada sejak saya kanak-kanak hingga saya punya anak," ujar Faisol Azizi.
Ia mengaku, berkesan dengan cara orangtua mengapresiasi anak-anak yang hampir menyelesaikan puasa Ramadan. "Bibibi mengajarkan bersedekah sekaligus apresiasi buat anak-anak giat berpuasa," katanya.
Advertisement