Biaya Perbaikan Asrama Haji Surabaya Mencapai Miliaran Rupiah
Biaya perbaikan dan pemulihan fasilitas gedung Hotel Asrama Haji Surabaya ditaksir mencapai angka miliaran rupiah. Tempat itu sudah dijadikan lokasi karantina Covid-19 sejak 2020 lalu.
Kepala UPT Asrama Haji Surabaya, Sugianto, mengatakan prakiraan biaya pemulihan fasilitas tersebut berdasar pengalaman-pengalaman perbaikan yang pernah dilakukan sebelumnya.
"Kalau angkanya (perbaikan fasilitas) di atas Rp1 miliar," kata Sugianto, ketika dikonfirmasi, Rabu, 2 Februari 2022.
Sugianto menyebut, tingginya biaya perbaikan tersebut juga karena ada dua gedung Hotel Asrama Haji yang mengalami kerusakan signifikan. Yakni Gedung Zam-zam dan Gedung Shofa.
"Saya lihat, di Zam-zam hampir semua rusak. Kerusakan Zam-zam 80 persen, Shofa 30-40 persen," jelasnya.
Sugianto sendiri mengaku jika dirinya juga dirugikan oleh viralnya keluhan warganet di Twitter terkait kondisi Hotel Asrama Haji. Sebab secara administrasi gedung itu merupakan aset Kementerian Agama dan dalam pengelolaan UPT HAH. Namun sejak 2020 dipinjam oleh Pemkot Surabaya untuk tempat karantina orang-orang yang terpapar Covid-19.
"Saya pihak yang dirugikan, karena namanya nempel di Asrama Haji, tapi di sisi lain gedung itu dalam pengelolaan Pemkot, mestinya itu tidak perlu terjadi," ujar dia.
Sugianto mengungkapkan, berdasarkan peninjauan yang dilakukan oleh pihaknya, Hotel Asrama Haji sendiri mengalami kerusakan dengan kategori ringan, sedang hingga berat.
Untuk kerusakan ringan, kata Sugianto, meliputi rusaknya rumah kunci pintu kamar hingga tak bisa dibuka. Lalu pendingin ruangan atau AC yang tidak berfungsi, sampai kehilangan remote-nya.
"Rumah kunci bisa rusak. Terus (kerusakan) non fisik seperti AC mati, sampai remote AC hilang, berbulan bulan tidak pernah diselesaikan," ucapnya.
Kemudian, lanjut Sugianto, untuk kerusakan sedang hingga berat meliputi wallpaper dinding terkelupas serta lantai yang kotor. Hingga langit-langit atau plafon yang bocor dan jebol.
Ada pula kain tirai penutup jendela atau gorden yang kotor. Ia menduga gorden itu juga tidak pernah dicuci selama dua tahun sejak gedung itu digunakan oleh Pemkot Surabaya sebagai tempat karantina.
"Terutama kerusakan berat, lalai tidak segera ditangani. Plafon jatuh, jebol, kan tidak bisa dipakai kamar. Wallpaper ngelontok (mengelupas), jebol dan kotor," kata dia.
Sugianto menilai mestinya kerusakan itu tak perlu terjadi jika Pemkot Surabaya melakukan perawatan secara rutin. Ia juga sempat melaporkan sejumlah kerusakan sejak akhir 2021 lalu, namun Pemkot tak responsif.
"Sebenarnya kalau dilaksanakan rutin bisa teratasi, tapi dibiarkan sejak gelombang kedua (kasus Covid-19)," ucapnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dihantam kabar miring dari seorang netizen melalui akun Twitter @swimmin_dory yang membagikan pengalaman kurang menyenangkan saat menjalani isolasi Covid-19 di Hotel Asrama Haji (HAH) Sukolilo. Akun tersebut mengaku sedih karena dipaksa menjalani isolasi di tempat yang tidak higienis dan alur tidak clear.
Advertisement