Biaya Kuliah Faktor Terbesar Tingginya Inflasi di Kota Surabaya
Angka inflasi Kota Surabaya per Februari 2023 diketahui sebesar 6,63 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,12 pada Februari 2022 menjadi 115,29 pada Februari 2023.
Angka tersebut melebih angka inflasi nasional yakni, 5,47 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,16.
Walikota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, salah satu penyebab naiknya inflasi tersebut harga rumah kos yang tinggi. Selain itu, juga dipengaruhi kenaikan harga BBM, harga kontrakan dan terkait biaya kuliah.
Mantan Kepala Bappeko Surabaya ini menyampaikan, pengendalian inflasi yang menjadi fokus pemerintah pusat saat ini adalah mengenai kebutuhan bahan pokok. Di Kota Surabaya inflasi bahan pokok tergolong rendah yakni sekitar 0,1 persen sampai 0,4 persen.
"Sebenarnya kalau kota Surabaya inflasinya tinggi, kota-kota besar lainnya inflasinya juga pasti tinggi semua. Tapi kalau dipisahkan dari inflasi kebutuhan bahan pokok, itu baru bisa dilihat," katanya.
Menurutnya, yang bisa dikendalikan saat ini ialah inflasi bahan pokok. Sedangkan terkait inflasi BBM atau perguruan tinggi itu menjadi kewenangan pemerintah pusat.
"Kalau BBM dan biaya perguruan tinggi naik, siapa yang mampu kendalikan, hanya pemerintah pusat yang bisa," imbuhnya.
Ia merinci, pemerintah daerah atau kota tidak memiliki kewenangan untuk mengendalikan biaya kampus atau perguruan tinggi. Semakin banyak perguruan tinggi di sebuah kota ini tentu juga pasti berdampak pada kenaikan inflasi.
"Semakin banyak kampus di kota itu, semakin banyak yang datang, maka semakin banyak pula pengeluaran, sehingga muncul inflasi," jelasnya.