Biasa Dipake 'Ngelem', Aibon Viral Gara-gara Anggaran Rp82 Miliar
Lem Aibon masuk dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) tahun 2020. KUA-PPAS ini di buka melalui portal situs resmi penyedia data Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI tahun 2020, apbd.jakarta.go.id.
Dalam situs tersebut dituliskan, lem aibon itu dianggarkan untuk 37.500 orang. Harga satuannya disebutkan sejumlah Rp 184.000.
Pengadaan lem aibon ini untuk 12 bulan atau 1 tahun. Totalnya untuk anggaran ini dituliskan sebesar Rp 82.800.000.000.
Anggaran ini jelas menuai polemik di tengah masyarakat. Namun, dokumen soal anggaran itu pada situs apbd.jakarta.go.id, telah dihapus.
Dikutip dari situs resmi Aica Indonesia, lem Aibon merupakan produk yang berasal dari Jepang dan dibuat sejak tahun 1974. Di Jepang, nama produsen Aica Aibon adalah Aica Kogyo. Sedangkan, lem Aibon di Indonesia diproduksi oleh PT Aica Indonesia.
Lem Aibon yang sudah eksis selama 35 tahun di Indonesia juga telah menembus pasar di berbagai negara di benua Asia, di antaranya adalah China, Korea, Taiwan, Malaysia, dan Singapura.
Nama Aica Aibon dan penampilannya yang kuning pucat telah menjadi identik di seluruh negara yang menjual produk lem multiguna tersebut.
Lem Aibon adalah perekat multiguna yang terbuat dari karet sintetis dan pelarut organik. Aica Aibon tersedia dalam toluena dan non toluena, cat dan semprotan. Aica Aibon merupakan lem dengan daya rekat yang tinggi, sehingga hampir semua bahan termasuk kayu, kain, karet, baja, dan HPL (High pressure Laminated) dapat direkatkan dengan Aica Aibon.
Ngelem
Perekat serbaguna ini sering disalahgunakan untuk mabuk atau sensasi 'high'. Biasanya perilaku ini disebut dengan 'ngelem', yakni menghirup uap lem hingga mabuk.
Efeknya hampir mirip dengan jenis narkoba lainnya yakni menyebabkan halusinasi, sensasi melayang-layang dan rasa tenang sesaat meski kadang efeknya bisa bertahan hingga 5 jam sesudahnya.
Menghirup uap lem sangat berbahaya, sebab pada kadar tertentu bisa menyebabkan kematian mendadak. Sama seperti narkoba pada umumnya, efek ngelem akan menyerang susunan saraf di otak sehingga bisa menyebabkan kecanduan.
Dalam jangka panjang sistem organ yang diserang adalah otak dan saraf, khususnya yang berhubungan dengan jantung dan pernapasan. Risikonya adalah kematian mendadak atau Sudden Sniffing Death.