Biadab..!! Di Trenggalek, Ibu Dibunuh Keluarga Sendiri, Caranya Sungguh Keji...
Peristiwa mengerikan terjadi di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Seorang perempuan tua, bernama Tukinem, 51 tahun, tewas dibunuh oleh keluarga sendiri, termasuk putri kandungnya berinisal RA, 37 tahun.
Kejam lagi, Tukinem merenggang nyawa di lokasi kejadian setelah digelonggong air selama 30 menit hingga perutnya melembung. Peristiwa ini terjadi di Dusun Jurukgulunng, Desa Surenlor, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Minggu, 4 Maret 2018.
Selain putri kandungnya, perbuatan kejam ini juga dilakukan bersama dengan enam anggota keluarga lainnya. Diantaranya, JBS (35 tahun), menantu korban dan JMT (45 tahun), adik kandung korban.
Dugaan sementara, perbuatan biadab ini dilakukan berhubungan dengan ritual sesat yang dilakukan para pelaku. Sebab, sebelum terjadi para pelaku melakukan puasa tiga hari, mulai Jumat, 2 Maret hingga , Minggu 4 Maret 2018.
Pada Minggu sekitar pukul 16.00 WIB, putri kandung korban, RA mengajak semua anggota keluarganya berkumpul di halaman rumah. Semua anggota keluarga keluar kecuali korban. Di luar, RA memandikan enam tersangka lainnya dengan air dari sumber desa menggunakan selang. Alasannya, sebagai ritual mengusir roh jahat.
Sebelum selesai memandikan enam pelaku, korban keluar dan mengeluh perutnya sakit. RA meminta korban bergabung untuk dimandikan. "Korban diminta tersangka RA agar mengikuti ritual sama, yakni dengan cara dimandikan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera.
Awalnya, korban hanya diguyur air di bagian kepala oleh RA, sama seperti dilakukan pada tersangka lain. Korban lantas dipaksa tidur telentang. Ke enam tersangka berbagi peran. Ada yang memegang tangan korban, ada yang menduduki kepala, perut, dan kaki sehingga korban tidak bisa bergerak.
Mulut korban dipaksa dibuka. Selanjutnya, RA memasukkan selang ke dalam mulut korban. Aksi menggelonggong korban itu terjadi selama 30 menit. "Korban meninggal di tempat kejadian perkara," kata Barung.
"Pengakuan tersangka ritual itu hanya dilakukan sekali ini saja. Ada aktivitas makan-makan ayam juga di hari terakhir puasa. Motif para tersangka untuk mengusir roh jahat dan tidak mengalami gangguan jiwa. Semua pelaku dan barang bukti sudah kita amankan, " tambah Barung. (tom)
Advertisement