Beternak Ayam Serama, Warga Kanigaran Probolinggo Raup Cuan
Berawal dari menyaksikan video terkait ayam serama melalui kanal Youtube, Dwiki Maulana, 30 tahun, warga Kelurahan/Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo mendapatkan penghasilan tambahan. Dari hobi memelihara ayam berukuran sekepal tangan itu ia bisa meraup cuan, Rp500 ribu hingga Rp1 juta per bulan.
Ditemui di rumahnya, Jalan Mastrip Gang I, Kota Probolinggo, Dwiki mengaku, mulai memelihara ayam serama pada pertengahan 2021 silam. “Awalnya saya membeli sepasang ayam serama berusia tiga bulan dari teman dengan harga Rp500 ribu,” katanya, Sabtu, 13 Januari 2024.
Setelah sepasang ayam ini berusia sekitar enam bulan kemudian dikawinkan. “Cara mengawinkan sepasang ayam serama ini saya peroleh dari teman-teman komunitas penghobi ayam serama, sehingga perkawinan sukses,” ujarnya.
Berkat ketekunannya, pria yang juga sekuriti di sebuah hotel dan resto di Probolinggo itu akhirnya bisa mengoleksi hingga 50 ayam serama. Karena jumlah ayam serama terus bertambah, Dwiki kemudian menjual ayam-ayam serama itu melalui Facebook.
Ayam serama berusia dua bulan ditawarkan dengan harga Rp100-250 ribu. Sedangkan untuk ayam serama berusia tiga bulan ke atas dijual Rp300-400 ribu. “Harga ayam serama juga tergantung kualitas warna maupun postur tubuhnya,” kata Dwiki.
Sebagai ayam hias, ayam serama sering dilombakan (kontes) di berbagai ajang mulai daerah, regional, hingga nasional. Ciri khas ayam serama adalah dadanya yang membusung sehingga sering dijuluki “ayam sombong”.
“Dadanya yang membusung itu menjadi penilaian tersendiri dari juri saat kontes ayam serama, selain warna, postur, dan tidak boleh keluar dari meja kontes,” papar Dwiki.
Seperti ayam kampung pada umumnya, ayam serama tak membutuhkan perawatan ekstra. Yang harus diperhatikan, cukup makan dan minum, serta kebersihan kandang.
Ayam serama betina biasanya menghasilkan delapan hingga 15 telur per bulan. Telur-telur itu akan menetas setelah 21 hari dierami induknya. Karena faktor gagal menetas cukup tinggi, sebagian peternak menggunakan peralatan tetas telur. “Setelah menetas biasanya terdiri atas ayam serama selam dan blujur. “Ayam serama blujur dadanya kurang membusung dibandingkan selam,” katanya.
Disinggung pendapatanya dalam budi daya ayam serama, Dwiki mengaku, cukup lumayan. “Untuk tambah-tambah penghasilan, paling banyak pernah sebulan mendapat Rp 900 ribu,” katanya.
Dari Negeri Jiran
Jika warga Indonesia mengenal ayam kate, Malaysia memiliki ayam sejenis yakni, ayam serama. Ayam serama merupakan hasil kawin silang antara ayam lokal asal Malaysia dan ayam cebol dari Jepang.
Ternyata di Negeri Jiran, ayam serama sudah dikenal sejak sekitar 50 tahun silam. Berdasarkan kanal haipb.ipb.ac.id, ayam ini ditemukan oleh seorang dokter hewan, Wee Yean Een dari Kelantan, Malaysia. Wee pula yang memberi nama Serama, yang mengambil filosofi dari karakter wayang kulit Melayu, Sri Rama.
Seperti ayam kate, ukuran ayam serama dewasa hanya sekepalan tangan orang dewasa dengan berat sekitar 300 gram. Rata-rata tinggi badannya 15 cm, panjang badan 22 cm. Sehingga tidak salah kalau kemudian ayam serama dianggap ayam terkecil di dunia.
Ayam serama memiliki penampilan yang cukup unik saat membusungkan dadanya sambil berjalan. Karakter inilah yang membuat ayam ini gunakan untuk menarik perhatian baik lawan jenis. Bahkan sebagian dari kita tergila-gila dengan ayam serama.
Ayam serama diperkenalkan di dunia internasional pada kurun waktu 1990-an. Dengan popularitasnya yang meningkat, pada era 2000-an ayam ini cukup diminat oleh masyarakat internasional. Selain itu, ayam ini juga sering diikutsertakan dalam kontes.
Advertisement