Besok Seniman Surabaya Diundang Komisi C DPRD, Ini Namanya Seniman di-Fait Accompli
Hari Rabu 20 Desember besok, Ketua DPRD Surabaya Armuji mengundang hearing beberapa seniman. Dalam surat yang ditandatangani Armuji disebutkan mengharap kehadirannya dalam rapat Komisi C dengan acara Rapat koordinasi mengenai perencanaan pembangunan di lingkungan Balai Pemuda.
Rapat diadakan di Ruang Rapat Komisi C mulai pukul 10.00, dipimpin Ketua Komisi C. Dalam lampiran surat, tercantum beberapa nama yang diundang yaitu; Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Ketua Bengkel Muda Surabaya (BMS), Ketua Dewan Kesenian Surabaya (DKS), Sabrot D. Malioboro (mantan Ketua DKS), Dr. Ari Wibowo (yang dimaksud Aribowo, mantan Ketua DKS), Sirikit Syah (seniman Surabaya), Rusdi Zaki (seniman Surabaya), Amang Mawardi (seniman Surabaya), Toto Sonata (seniman Surabaya), Esti Susanti Hudiono (seniman Surabaya), Meimura (seniman Surabaya), dan Asri Nugroho (seniman Surabaya).
Melihat surat undangan yang ditandatangani Ketua DPRD Surabaya serta agenda rapat, dapat dipastikan para seniman akan diarahkan untuk menyetujui pembangunan dua gedung baru DPRD di kawasan cagar budaya Balai Pemuda, yang nilai totalnya Rp 90 miliar.
Chrisman Hadi, Ketua DKS, menyatakan besok dirinya akan datang. “Karena diundang, maka saya akan datang. Apalagi saya menangkap undangan ini hanya merupakan upaya dewan untuk mem-fait accompli saja para seniman. Masak kami diundang untuk rapat koordinasi, ketika rencana pembangunan gedung dewan sudah heboh jadi gonjang-ganjing dan sudah jadi isu nasional? Masak rapat koordinasi diselenggarakan ketika masjid Assakinah sudah dihancurkan? Rapat koordinasi itu diadakan seharusnya ketika masih berupa wacana. Kalau sudah gonjang-ganjing seperti sekarang, itu namanya fait accompli," kata Chrisman Hadi.
“Saya meragukan itikad baik dewan. Justru disini saya melihat proyek ini tidak clear, tidak bersih. Makin dipaksakan proyek gedung baru dewan ini, makin nampak jelas bahwa ada motif korupsi dalam rencana dalam proyek ini. Silahkan saja pproyek ini dipaksakan, oknum-oknum itu akan menanggung sendiri akibatnya,” kata Chrisman Hadi.
Di tempat terpisah, seorang seniman Surabaya yang besok tidak ikut diundang berharap agar para seniman yang diundang itu akan datang dengan satu sikap yaitu tolak pembangunan gedung baru DPRD di Balai Pemuda.
“Saya menduga DPRD akan mengajak kompromi. Karena itu saya harap sikap teman-teman jelas, yaitu menolak pembangunan gedung baru DPRD di Balai Pemuda. Ini kawasan cagar budaya, peninggalan untuk anak cucu kita. Mari kita jaga bersama, jangan karena sekarang lagi berkuasa bisa seenaknya saja memanfaatkan lahan cagar budaya untuk proyek-proyek mereka,” katanya.
“Kalau hendak memaksanakan pembangunan gedung baru, carilah tanah milik Pemkot di tempat lain. Pemkot kan masih memiliki tanah luas, daripada diam-diam tanah Pemkot itu dilepas. Dengan membangun gedung DPRD di kawasan lain, maka pembangunan di kota Surabaya akan menyebar. Balai Pemuda akan tetap menjadi oase dan ruh kota Surabaya,” tambahnya.
Seorang anggota DPRD yang tidak bersedia disebut namanya mengatakan, pimpinan dewan nampak panik. Dia tidak berani sendiri menghadapi kecaman masyarakat terhadap penghancuran masjid Assakinah dan rencana membongkar kantor kesenian, tetapi melimpahkannya ke Komisi C. Rencana pembangunan gedung baru DPRD itu kan sebenarnya proyek mereka, bukan proyek yang dibutuhkan warga Surabaya, katanya. (nis)
Advertisement