Besok Dilantik, Bupati Blitar Langsung Hadapi Tantangan
Rabu besok, Bupati dan Wakil Bupati Blitar yang terpilih dalam Pilkada Serentak 9 Desember lalu akan dilantik. Kabupaten Blitar akan memiliki kepala daerah baru, pasangan Rini Syarifah (43 tahun) dan Rahmat Santoso.
Pasangan ini akan menghadapi banyak persoalan, begitu secara resmi menduduki kursi jabatan. Dengan kekuatan APBD yang hanya sekitar Rp 2,2 triliun dan PAD (Pendapatan Asli Daerah) sekitar Rp 235 milyar/tahun untuk penduduk Kabupaten Blitar yang jumlahnya kisaran satu juta jiwa, Rini Syarifah mengaku pusing juga.
Minimal, APBD dan PAD tahun 2021 tidak menurun dibanding tahun sebelumnya, hal itu sudah bagus. Apabila ABPD dan PAD menurun, sementara jumlah persoalan makin bertambah akibat pandemi Covid-19, keadaan jadi mencemaskan.
Tetapi bupati terpilih Rini Sarifah tetap optimis dirinya dan Pemkab akan dapat melakukan terobosan-terobosan dan lompatan untuk peningkatan PAD. Sedang untuk mengurangi angka pengangguran yang terus meningkat, Pemkab akan mendorong kontribusi pabrik- pabrik serta perusaaan besar yang berada di kabupaten Blitar, agar tidak mudah memPHK karyawannya.
Apa program prioritas pada masa 100 harinya setelah dilantik, Rini menyebuutkan akan fokus dulu menangani pandemi Covid 19 “Dalam menangani Covid 19 saya sudah berdiskusi dengan para ahli dan berbagai pihak, sehingga sudah tergambar konsepnya,” kata Rini kepada Ngopibareng.id.
Dengan anggaran yang terbatas itu, menurut seorang anggota DPRD Kabupaten Blitar dari PAN yang ikut mengusung Rini Syarifah, maka untuk program yang lain juga menghadapi kendala. “Postur APBD 2020 untuk infrastruktur tahun lalu sebesar 400 milyar rupiah. Akibat pandemi, maka harus ada penyesuaian kembali, meskipun dalam APBD 2021 yang direncakan oleh bupati sebelumnya tetap dianggar Rp 400 milyar rupiah. Dari anggaran tersebut, sangat kecil sekali yang bisa dilaksanakan,” katanya.
Menurutnya, karena sumber PAD Kabupaten Blitar masih mengandalkan retibusi dan pajak daerah, dan hanya bertumpu pada target perolehan, maka dari tahun ke tahun PAD kabupaten Blitar belum banyak perubahan. “Kita berharap kepala daerah yang baru nanti juga akan fokus ke sana, yaitu meningkatkan PAD.
Sementara Munib, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar dari Fraksi PKB yang juga ikut mengusung Rini Syarifah dan Santoso, justru memperkirakan PAD akan turun sekitar 10 persen. “Wajar kalau PAD akan turun, karena akibat pandemi Covid 19 beberapa retribusi yang berasal dari pariwisata sangat.turun drastis, sementara target PAD justru dinaikkan,” katanya.
Untuk menggenjot peningkatan PAD, Munib berharap agar pasangan Rini Syarifah dan Rahmat Santoso tidak makin memberatkan masyarakat, misalnya dengan menaikkan berbagai pajak dan reteibusi. “Yang dilakukan harus mengoptimalkan potensi yang ada, agar pemerintah daerah dalam pemerataan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraaan warganya tidak banyak menggantungkan dari pusat,” katanya.
Salah satu untuk mendongkrak dalam menaikkan PAD tersebut, Munib yang juga menjabat sebagai Ketua PKB Kabupaten Blitar, yaitu dengan pendirian BUMD yang bergerak di bidang pertanian dan peternakan, perdagangan, pariwisata.
Melalui pendirian BUMD Pertanian, kalau dikelola dengan baik, maka akan dapat membantu petani meningkatkan penghasilannya. Yang diperlukan petani adalah bantuan distribusi pasca panen serta terlindung dari fluktuasi harga komoditas pertanian yang tidak menentu.
“Semenara ini BUMD Kabupaten Blitar belum dimaksimalkan, hanya bergerak di apotik dan percetakan, sehingga hasilnya masih minim apabila dikaitkan dengan PAD,” jelasnya.
Menurut Mujianto, Direktur Blitar Institute Community, Rini Syarifah dan Rahmat Santoso akan banyak menghadapi tantangan dan permasalahan. Sebab menurut Mujianto, APBD 2021 masih hasil produk APBD bupati sebelumnya, Rijanto dan wabup Marhaenis. Dari postur APBD 2021 menurutnya belum mwnunjukkan postur APBD pemulihan paska pandemi covid 19.
“Konsep pemulihan paaca pandemi dari bupati terpilih yang menyangkut sektor pertanian, pariwisata dan perdagangan belum nampak konsepnya, karena memang dilantik. Karena itu saya harap begitu dilantik, Bupati dan Wakil Bupati Blitar segera melakukan langkah-langkah konkrit, diawali dengan dengan membentuk tim tim perumus agar langkah-langkah yang akan dilaksanakan benar-benar terencana, tidak asal-asalan,” katanya.
Persoalan yang dihadapi rakyat sekarang ini, menurut Mujianto, adalah daya beli masyarakat yang sangat rendah. Pemberlakuan PSPB, kemudian PPKM, dan menurun lagi ke PPKM menyebabkan lemahnya perputaran perekonomian, termasuknya melemahnya nilai hasil pertanian.
Mujianto.berharap, permasalahan ini harus segera diterjemahkan oleh team team dilingkaran bupati terpilih Rini Syarifah dan Rahmmat Santoso. Bagaimana caranya? Yaitu.dengan mengajak.bicara.para stakeholder dari berbagai sektor, untuk.merumuskan konaep konsep selanjutnya. Konaep pemulihan ekonomi.dibidang pertanian, Pariwisata, perdagangan dan bagaimana mwngatasi pengangguran yang 2.50.persen tersbut bisa berkurang. (Chorul Anam, Blitar)