Berusaha Hindari Makanan Syubhat & Haram, Wujud Keluarga Bahagia
Berusaha Menghindari Makanan Syubhat dan Haram
Alkisah. Ibrahim bin Adham berada di kota Makkah. Di sana, ia membeli kurma dari seseorang. Namun, di bawah kakinya, ia menemukan dua biji kurma. Ia menyangka bahwa dua biji kurma tersebut adalah bagian dari pembeliannya. Ia mengambil dan memakannya. Kemudian, ia keluar pergi ke Baitul Magdis. Ia masuk ke dalam Qubbah as-Shakra' untuk berkhalwat (menyendiri). Di tempat tersebut tertulis, “Hendaknya orang yang berada di tempat ini keluar." Ia mengerjakan itu untuk dapat bertemu dengan malaikat pada sore hari.
Para penjaga Qubbah as-Shakra' mengeluarkan semua orang yang ada di dalamnya. Namun, Ibrahim bin Adham tertutup dan tidak diketahui oleh para penjaga. Sehingga, ia masih saja berada di sana. Kemudian, malaikat masuk ke dalam ruangan.
“Apakah yang tinggal ini dari jenis manusia?" tanya salah satu malaikat.
“Dia adalah Ibrahim bin Adham, ahli ibadah dari kota Khurasan," jawab salah satu malaikat yang lain.
"Benar!" jawab malaikat lain.
“Setiap hari, amal orang ini naik ke langit dan diterima,” jawab malaikat lain lagi.
“Benar! Hanya saja, ketaatannya terhenti selama satu tahun ini, doanya tidak terkabulkan. Sebab, adanya dua biji kurma dalam dirinya," kata malaikat lain.
Selanjutnya, malaikat sibuk beribadah sampai fajar. Penjaga Oubbah as-Shakra' datang dan membukakan pintu. Ibrahim bin Adham keluar dan pergi ke kota Makkah. Ia berhenti di pintu sebuah kedai. Di sana, ia melihat seorang pemuda menjual kurma.
Penjual Kurma
“Apakah di sini terdapat seorang tua yang menjual kurma pada awal tahun? tanya Ibrahim bin Adham.
Si pemuda menceritakan bahwa itu adalah ayahnya yang sudah meninggal dunia. Lalu, Ibrahim bin Adham menceritakan kisahnya kepada si pemuda.
“Sekarang, engkau mendapatkan halalnya dua biji kurma itu. Aku mempunyai seorang saudari dan ibu,” ucap si pemuda.
“Di mana mereka?” tanya Ibrahim bin Adham.
“Di dalam rumah,” ujar si pemuda.
Ibrahim bin Adham bergegas menuju rumah pemuda itu, lalu mengetuk pintu. Seorang nenek tua bertelekan tongkat keluar. Ibrahim bin Adham mengucapkan salam kepadanya. Si nenek yang diketahui sebagai ibu pemuda itu menjawab salam Ibrahim bin Adham.
“Apa keperluan Anda?” tanya si nenek.
Ibrahim bin Adham pun menceritakan kisahnya.
“Engkau mendapatkan halalnya bagianku dari kedua kurma tersebut,” ungkap si nenek kepada Ibrahim bin Adham.
Ibrahim bin Adham juga melakukan hal demikian kepada saudari si pemuda. Sama seperti saudara dan ibunya, perempuan tersebut merelakan dua kurma yang dimakan Ibrahim bin Adham.
Setelah bertemu dengan orang-orang itu, Ibrahim bin Adham menghadap ke Baitul Magdis. Ia masuk ke Gubbah as-Shakra'. Malaikat masuk ke dalam ruangan, dan berkata antara satu dengan lainnya.
“Ini adalah Ibrahim bin Adham yang amal-amal ibadahnya terhenti dan doanya tidak diterima selama satu tahun. Akan tetapi, setelah ia melakukan tanggungannya berupa permintaan halal atas dua kurma yang dimakannya, amal-amalnya diterima kembali, doanya dikabulkan, dan Allah Swt. mengembalikan derajatnya.”
Ibrahim bin Adham menangis karena senang mendengar berita tersebut. Setelah itu, ia tidak lalai. Ia makan hanya sekali dalam seminggu, dan makanannya pun adalah makanan halal.
Semoga kita dijauhkan dari barang haram. Amin.
Demikianlah kandungan dari Kitab An-Nawadir. Wallahu a'lam.