Bertemu Polisi, Nelayan Pantai Cemara Curhat Soal Abrasi
Nelayan dan anggota Pokdarwis Pantai Cemara Banyuwangi mengeluhkan kawasan pantai yang sering kali mengalami abrasi.
Fenomena alam ini, cukup mengganggu nelayan saat mencari ikan. Dari sisi Pokdarwis, abrasi menggerus lahan dan pohon cemara yang menjadi salah satu daya tarik wisata pantai cemara. Apalagi Pantai Cemara juga merupakan salah satu pantai yang menjadi tempat bersarangnya penyu.
Keluhan nelayan Pantai Cemara ini disampaikan kepada jajaran Polsek Kota Banyuwangi, Jumat, 30 Desember 2022. Selain persoalan abrasi, mereka juga menyampaikan uneg-uneg lain. Termasuk dalam upaya menjaga kamtibmas di malam pergantian tahun.
“Yang kami keluhkan salah satunya masalah ancaman abrasi,” jelas Ketua Pokdarwis Pantai Cemara, Muhammad Muhyi, Jumat, 30 Desember 2022.
Muhyi menjelaskan, abrasi di pantai Cemara sudah terjadi sejak tahun 2020 lalu. Salah satu penyebabnya, menurut Muhyi adalah pergeseran muara sungai. Pada tahun 2021 dan 2022 abrasi tetap terjadi, namun tidak sedahsyat tahun 2021.
Dia menjelaskan, abrasi ini sangat berdampak bagi masyarakat yang umumnya bekerja sebagai nelayan. Dengan tergerusnya pohon cemara, akan mengganggu aktivitas nelayan saat menangkap ikan. Karena pohon cemara yang terbawa ombak akan menjadi semacam ranjau di tengah laut. “Tentunya ini akan berpengaruh pada pendapatan nelayan,” katanya.
Berkaitan dengan pergantian tahun, Muhyi menegaskan, pada 31 Desember 2022 Pantai Cemara hanya akan buka pada siang hari. Sehingga pada malam hari tidak ada aktivitas lagi di tempat itu. Langkah ini sebagai upaya dukungan pada pihak Kepolisian untuk menjaga kamtibmas khususnya di malam tahun baru. “Besok maksimal kita buka sampai jam 6 sore,” katanya.
Kapolsek Banyuwangi, AKP Kusmin menyatakan, kegiatan diskusi ini dilakukan untuk menjaring aspirasi dan masukan dari masyarakat. Tidak hanya persoalan Kamtibmas tetapi juga persoalan yang lain yang sedang terjadi di masyarakat.
“Jadi, kita melaksanakan kegiatan Jumat Curhat, kegiatan ini khusus untuk mendengarkan masukan masyarakat,” tegasnya.
Dia menyebut, poin utama yang disampaikan masyarakat nelayan Pantai Cemara adalah berkaitan ancaman abrasi yang sering terjadi di tempat itu. Aspirasi itu pun ditampung dan akan segera ditindak lanjuti.
“Kami bersama forpimcam akan meneruskan dan menyampaikan kepada instansi terkait untuk mencari jalan keluar penanggulangan abrasi ini,” ujarnya.
Advertisement